Mohon tunggu...
Sabrina Ernawan
Sabrina Ernawan Mohon Tunggu... lainnya -

idealis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Halau Hantu Berujung Hukum

17 Januari 2012   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Readers @ Kompasiana, anda semua pasti masih ingat dengan kan dengan kasus Satpam yang tanpa sengaja menendang seekor hantu, eh, seorang manusia yang menyamar menjadi manusia bernama Mega. Di awal-awal adanya kasus ini, Mega dan keluarganya yang getol sekali muncul di media. Sampai menuliskan kasus ini di blognya, berbeda dengan Pak Sunarya yang tidak bisa menceritakan kronologi kasusnya lewat blog seperti Mega karena Pak Sunarya bukanlah seorang blogger, maka saya sebagai wakil dari grup www.facebook.com/groups/DukungSATPAM ingin berbagi info ke readers kompasiana nih, yang info kronologi ini didapatkan langsung oleh Pak Sunarya, tapi sebelumnya sudah di publish oleh beberapa media, seperti di http://bola.okezone.com/read/2012/01/17/340/558230/sepenggal-kisah-sunarya-satpam-penendang-suster-ngesot dan di http://www.facebook.com/groups/DukungSATPAM/doc/212258055532308/.

Nah buat pembaca yang penasaran atau tidak bisa membuka kedua link tersebut saya jabarkan isi dari salah satu link.

Sebelum Kejadian


  • Sabtu dinihari, 10 Desember 2011. Hari itu adalah jadwal piket Sunarya dari pukul 10 malam hingga 10 pagi. Tugasnya antara lain melakukan patroli area luar dan dalam lobby, area parkir serta koridor “Hotel dan Apartemen Ciembeluit”. 
  • Sekitar pukul 1 dini hari, seorang petugas kebersihan (house keeping), Ade Syarif, meminta bantuan Sunarya untuk menemaninya naik ke lantai 18 karena ia harus membuka pintu balkon kamar 1804 atas permintaan tamu kamar tersebut. Sunarya setuju dan segera mereka masuk ke lift barang (service lift) yang terletak di lobi. Ketika mereka masuk ke lift, di dalam sudah ada empat orang laki-laki dan tampak tombol lantai 22 sudah ditekan --yang mengindikasikan empat orang tersebut akan menuju lantai 22. Lift barang tersebut memang sudah biasa dipergunakan juga oleh penghuni atau tamu.
  • Sesuai S.O.P., Sunarya langsung mengambil posisi di dekat pintu lift di depan deretan tombol lift, sementara Ade mengambil posisi dibelakang setelah lebih dulu menekan tombol lantai 18. Oleh karena tujuan mereka akan ke lantai 18, Sunarya berpikir untuk sekalian mampir di lantai 17 untuk nanti sekedar melihat situasi lantai tersebut, maka ia menekan juga tombol lantai 17.
  • Pintu lift tertutup dan mulai bergerak naik. Ketika mendekati lantai 17, dua dari antara empat orang yang tadi sudah berada di dalam lift tampak berusaha maju mendekat pintu lift, seperti bersiap-siap untuk keluar dahulu. 


Saat Kejadian


  • Sampailah lift di lantai 17. Ketika pintu lift terbuka, tanpa diduga tamu-tamu yang ada di dalam lift itu berteriak-teriak dengan ketakutan sambil serentak mundur lagi ke belakang. Demikian juga Ade, saking ketakutannya sampai bersandar ke dinding lift dan tidak berani melihat kea rah pintu lift.
  • Sunarya segera melongok keluar lift untuk melihat apa yang menjadi penyebab para penumpang lift ketakutan. Seketika terlihatlah sosok hantu itu...!!! Duduk teronggok di lantai, berpakaian putih, rambut panjang menutupi wajah. Hantu itupun tampak bergerak pelan dengan cara yang aneh ke arah lift, sungguh sebuah pemandangan yang tidak diinginkan di kesenyapan pukul 1 dinihari. Sebuah situasi yang sangat menakutkan bagi tamu-tamu, bagi Ade, bagi Sunarya, atau bagi siapapun yang melihatnya.
  • Dengan masih kaget dan takut, serta merasakan adanya ancaman bagi dirinya maupun bagi orang-orang di dalam lift, secara refleks Sunarya berusaha memberanikan dirinya menghalau hantu tersebut dengan kakinya karena posisi hantu dibawah, agar seisi lift dapat lari menyelamatkan diri, atau setidaknya hantu tersebut dapat dijauhkan dari lift dan tidak masuk ke dalam lift.
  • Sunarya terkejut karena ternyata kakinya mengenai sesuatu. Sebelum benar-benar menyadari apa yang sedang terjadi, empat orang laki-laki dan seorang perempuan langsung keluar dari balik dinding koridor mendekati hantu --yang ternyata manusia, dan setelah itu langsung mendekati Pak sunarya sambil setengah berteriak mempertanyakan kenapa Sunarya menendang teman mereka. Sunarya yang masih kaget menjawab dia tidak tahu kalau hantu tersebut sebenarnya seorang manusia. Saat itu juga, beberapa orang laki-laki mulai merapat mendekati Pak Sunarya dengan berang dan marah-marah kepada Sunarya.
  • Sambil mundur Sunarya mengatakan sekali lagi bahwa ia tidak tahu sosok tersebut adalah orang sungguhan. Sunarya juga sempat menanyakan kenapa tidak bilang karena mereka tadi sama-sama di dalam lift dan seharusnya mereka melakukan koordinasi dulu kalau melakukan hal-hal seperti ini.
  • Melihat gelagat dari orang-orang tersebut yang mulai mengancam, Sunarya meminta mereka untuk menunggu ditempat agar ia dapat melaporkan kejadian ini kepada Komandan Regu (Danru) selaku atasan langsungnya, dan agar masalah ini dapat diselesaikan. Sunarya terus mundur masuk ke lift dimana Ade masih berdiri dengan lemas dan shock bersama juga dua orang dari antara kelompok tadi.


Setelah Kejadian


  • Pintu lift tertutup, namun lift menuju keatas ke lantai 18 sesuai tombol yang tadi sudah ditekan. Di lantai 18, Sunarya keluar dari lift dan berlari turun melalui tangga darurat ke lantai dasar mencari Danru.
  • Di lantai dasar, Sunarya melaporkan secara ringkas kejadian tadi kepada Danru bernama Seger. Dengan mengajak satu lagi satpam bernama Iman, mereka bertiga lalu naik lift menuju ke lantai 17. Tiba di lantai 17 koridor sudah sepi tidak ada orang sama sekali. Namun seorang petugas F&B bernama Erwin yang kebetulan baru mengantarkan makanan di lantai tersebut mengatakan bahwa tamu-tamu tersebut ada di lantai 22.
  • Segera Sunarya, Danru dan Iman naik ke lantai 22. Begitu pintu lift terbuka beberapa lelaki yang tadi ada di lantai 17 sedang menunggu di depan lift. Melihat Sunarya, mereka kembali langsung mengerubungi Sunarya sambil terus mempertanyakan kenapa ia menendang teman mereka. Danru dan Iman jalan terus untuk mencari kamar tempat tamu tersebut berada dan melihat pintu kamar 2217 terbuka lebar. Banyak orang di dalam. Sebagai Danru, ia menanyakan apa yang terjadi dan para tamu menjawab bahwa seorang satpam telah menendang teman mereka hingga giginya patah.
  • Sunarya masih ada di depan lift dan masih berbicara dengan beberapa tamu tersebut. Sekali lagi ia mengatakan bahwa ia tidak tahu sosok hantu itu adalah manusia dan seharusnya pihak hotel diberitahukan kalau memang ada rencana seperti itu. Tak lama, pembicaraan itu juga ditengahi oleh Danru. Namun keadaan tetap memanas karena orang-orang tersebut seperti tidak terima atas penjelasan Sunarya. Mereka menyudutkan Sunarya --baik dengan kata-kata maupun secara fisik.
  • Melihat situasi tidak kondusif untuk menjelaskan dan berbicara baik-baik, Sunarya mengambil inisiatif untuk turun ke bawah melalui lift.
  • Danru tetap meminta maaf atas tindakan anggotanya yang dianggap salah oleh mereka dan meminta agar bisa bertemu dengan tamu yang tadi menjadi hantu agar bisa minta maaf juga, tetapi justru diusir oleh teman-teman tamu tersebut yang baru ketahuan bernama Mega. Mereka mengatakan bahwa Mega belum bisa diajak bicara. Karena tidak diijinkan, Danru keluar dan meminta Iman untuk memanggil lagi Sunarya agar naik ke atas.
  • Iman turun kebawah dan bertemu dengan Kurniawan yang merupakan Staff Managemen, bagian Night Audit, dan menceritakan kejadian serta niatnya memanggil Sunarya ke lantai 22. Kurniawan melarang Sunarya kembali ke atas melihat kondisi yang masih panas dan kata-kata ancaman sebelumnya dari teman-teman Mega. Kurniawan mengambil inisiatif dialah yang akan naik ke lantai 22 untuk meminta maaf.
  • Selama itu Sunarya berada dibawah menunggu instruksi selanjutnya.
  • Sunarya selesai tugas pukul 8 pagi. Seharusnya seperti biasa, ia akan langsung naik motor untuk pulang ke rumahnya di Garut, tetapi karena peristiwa ini Sunarya mengambil inisiatif untuk menginap dirumah temannya di Bandung, berjaga-jaga bila ia harus segera datang ke Hotel untuk menjawab pertanyaan dan menunggu arahan selanjutnya.
  • Sampai hari Minggu, Sunarya tidak mendapatkan kabar apapun mengenai kejadian tersebut, sampai beberapa temannya memberitahu bahwa peristiwa tersebut sudah masuk di TV.


Demikian kronologis kejadian penghalauan hantu yang seperti suster ngesot, dimana Pak Sunarya murni menjalankan apa yang menjadi tugasnya.

Nah, readers, setelah membaca kronologi diatas, saya yakin sekarang anda semua mengerti alasan mengapa Pak Sunarya menendang Suster Ngesot itu. Semua kejadian ini ga disangka-sangka dan ga diduga-duga kan oleh kedua belah pihak. So, memang sebaiknya pihak Suster Ngesot mencabut saja tuntutannya, toh ga semuanya salah satpam yang menendang kan. Satpam atau Pak Narya hanya berada di waktu yang salah dan Mega berada di tempat yang salah. Bukankah saling memaafkan itu lebih baik ??? Jangan sampai loh karena kasus ini satpam-satpam akhirnya trauma dan menjadi penakut, bahaya kan tuh, coba kalau gara-gara kasus ini pak Satpam masuk penjara, dijamin banyak satpam yang trauma, Mengapa ?

Karena satpam-satpam tersebut pasti takut dihukum, kan mereka hanya orang kecil, bayangkan jika semua satpam trauma melihat hantu, banyak tuh maling yang pakai pakaian hantu biar satpam ga berani nangkep mereka. Terus kalau udah gitu, siapa yang disalahin? Satpam lagi, nasib nasiiib jadi orang kecil ya... Nelangsa :(

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun