Mohon tunggu...
Sabrina Ernawan
Sabrina Ernawan Mohon Tunggu... lainnya -

idealis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penipuan Atas Nama Pegawai Bea Cukai Soetta

17 Januari 2012   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 2582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13267690171976951381

Well, readers... Hari ini saya ingin berbagi informasi tentang maraknya penipuan yang mengatasnamakan Pegawai Bea Cukai di Soetta. Karena alhamdulillah keluarga saya juga sempat kena tipu sama oknum-oknum ini, tapi berhubung saya ga mau lagi makin banyak orang yang tertipu karena kejahatan ini awalnya berlangsung di dunia maya, maka saya akan share disini biar readers tahu dan berhati-hati bila mencium modus ini. Jadi gini readers, komplotan ini memang luar biasa cerdas, mengapa saya bilang demikian? Karena kelompok ini ga cuma orang Indonesia, tapi juga warga negara asing dilibatkan dalam penipuan ini. Pertama-tama yang berperan adalah orang asing tersebut, biasanya sih pria, nah disini dia akan menghubungi anda lewat facebook, lalu dia bisa mengajak anda bersahabat atau kalau anda masih single, dia akan menggombali anda. Setelah beberapa lama berkenalan, dia akan berbicara bahwa dia ingin menanamkan investasi di tempat anda, dan dia akan meminta anda dengan sangat serius untuk mencarikan lokasi untuk dia membuka perusahaannya. Lalu, dia bilang akan mentransfer uang ke anda dalam bentuk dollar. Akan tetapi dia beralasan bahwa kalau lewat bank potongannya akan sangat mahal, sehingga dia akan mengirimkan dalam bentuk paket, lalu dia akan mengirimi anda resi pengiriman lewat email, resi pengiriman ini sebenarnya agak kurang meyakinkan, tapi bagi anda yang tidak pernah menggunakan jasa pengiriman dijamin langsung tertipu. 2 hari kemudian akan ada seorang wanita yang menghubungi anda lewat telepon, dan mengatakan bahwa anda mendapatkan kiriman dari luar negeri, namun transporter yang membawa barang tersebut tertahan di Bandara Soekarno-Hatta karena paspornya ditahan oleh Bea Cukai karena dia membawa barang tersebut. Wanita ini akan berusaha keras membujuk anda untuk mengirimkan uang dalam jumlah besar untuk 'menebus transporter ini. Kebanyakan orang yang tidak mengenal bea cukai dan hanya tahu bea cukai dari luarnya saja pasti akan berpikir 'wajar' kalau orang BC meminta uang sebesar itu, dan anda pun akan berusaha mengirimkan uang itu karena mengingat uang yang ada di paket itu lebih besar dari jumlah yang diminta oleh wanita tersebut. WNA yang mengirimi anda paket tersebutpun akan mendesak anda untuk mengirimkan uangnya, yang jelas orang ini akan menghubungi anda langsung dari luar negeri, agar anda lebih yakin bahwa dia memang disana. Kalau anda tidak percaya bahwa ada atau tidak transporter itu wanita itu akan memberikan telepon kepada transporter itu agar bicara dengan anda. Sehingga anda benar-benar dibuat yakin dan kasihan kepada transporter itu. Setelah anda mentransfer uang tersebut, mereka akan mengabari bahwa BOS atau atasan di BC sudah pulang lebih awal, sehingga mereka tidak bisa melepaskan transporter tersebut dan menunggu besok pagi. Lalu, keesokannya anda akan ditelpon lagi dan diberitahu isi barang tersebut apa karena baru di x-ray, dan mereka akan meminta anda mengirimkan uang dalam jumlah yg lebih besaaaaar lagi. Mereka akan menolak anda untuk datang menemui mereka langsung, lebih lengkap bisa anda baca disini, http://www.bcsoetta.net/Berita-10-HATI-HATI-PENIPUAN-MENGATASNAMAKAN-PEGAWAI-BC-SOETTA. Saya paham sekali tidak semua orang di Indonesia mengenal BC luar dalam, dan tidak semua orang Indonesia bisa menggunakan internet. Oleh karena itu, share lah artikel ini sebagai tanda anda peduli. Karena setelah anda ditipu dan menghubungi langsung ke BC Soetta anda akan seperti mendapat kabar bahwa, "Selamat! Anda telah tertipu!", BC soetta tidak bisa berbuat apa-apa supaya uang anda kembali dan jika anda lapor polisi anda harus membayar beberapa biaya, ya sudahlah kalau kata Bondan Prakoso. Tidak ada maksud hati untuk menjelek-jelekkan sebuah lembaga dalam penulisan artikel ini, ini hanya informasi bagi orang-orang yang belum tahu saja. Nice to share :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun