Mohon tunggu...
Sabrina Andin Nugroho
Sabrina Andin Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Helo! Saya memiliki hobi membaca, menonton film, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waspadai Sikap Implusif Buying

23 Juli 2023   15:56 Diperbarui: 23 Juli 2023   16:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest openwavecomp.com

Kebutuhan manusia beragam sekali jenisnya. Kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga golongan yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan yang tidak akan bisa lepas dari kehidupan manusia dan harus selalu dipenuhi agar bisa bertahan hidup adalah kebutuhan primer. Apabila kebutuhan primer sudah terpenuhi lalu selanjutnya memenuhi kebutuhan sekunder lalu kemudian kebutuhan tersier sebagai pelengkap kehidupan manusia. Jenis kebutuhan sekunder dan tersier terkadang kita tidak bisa membedakannya. Hal ini mempengaruhi sikap kita saat berbelanja. Ketika tidak bisa membedakan mana barang yang harus dibeli dengan barang yang tidak perlu dibeli.

Di era ini untuk memenuhi kebutuhan sangat mudah sekali. Dengan adanya smartphone dan aplikasi-aplikasi belanja online hal ini tentu saja sangat membantu. Tetapi ada dampak negatif dalam hal ini. Cara yang memudahkan untuk berbelanja membuat kita terkadang lupa akan kebutuhan penting yang seharusnya dibeli terlebih dahulu. Hal ini akan menyebakan lapar mata sehingga terjadi membeli sebuah barang tanpa berpikir dua kali. Banyaknya iklan promosi dengan strategi pemasaran yang menarik dapat memicu sikap implusif ini.

Beberapa progam strategi pemasaran seiring perkembangan jaman semakin kreatif. Selain program promosi menggunakan gambar yang menarik, era sekarang menggunakan influenzer sebagai affiliator dan memasang harga diskon serta tawaran gratis pengiriman. Selain itu ada yang dinamakan online live selling yaitu penjual akan melakukan siaran langsung disosial media dan mempromosikan barangnya. Dalam strategi marketing ini dapat memikat pembeli saat menonton siaran langsung tersebut karena dalam siaran tersebut penjual menampilkan barang secara nyata dan pembeli dapat bertanya jawab dengan penjual seolah-olah sedang membeli di toko langsung.

Strategi online live selling ini sangat menguntungkan bagi penjual. Karena dengan hal ini omset penjualan akan naik. Tetapi untuk pembeli hal ini mendorong sikap lapar mata yang sifatnya sementara. Harga miring yang ditawarkan dengan waktu yang tidak banyak membuat calon pembeli emosianal sehingga tidak berfikir dua kali sebelum membeli barang tersebut.

Sikap seperti ini lebih dikenal sebagai implusif buying, yaitu sikap dimana ingin membeli sebuah produk tanpa pertimbangan. Apabila diamati, sikap ini termasuk hak setiap individu untuk melakukannya. Tetapi pola hidup seperti ini akan berdampak negatif karena termasuk sikap pemborosan. Membeli barang berdasarkan keinginan sesaat bukan berdasarkan kebutuhan.

Untuk berhenti bersikap implusif ini harus dengan kesadaran diri sendiri. Selain itu ada beberapa hal yang dapat membantu untuk keluar dari sikap implusif yaitu :

a. Mengelompokkan barang kebutuhan dan keinginan dan membuat list barang prioritas.

b. Mengurangi melihat aplikasi marketplace online.

c. Menahan diri untuk menggunakan system hutang dan kartu kredit untuk berbelanja.

Jadi membeli sebuah memang sudah menjadi hak setiap manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi apabila berlebihan sungguh sangat akan merugikan diri sendiri dan berujung penyesalan. Alangkah baiknya untuk mulai mengontrol diri dan membedakan kebutuhan utama dengan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun