Pemberian nasi papah merupakan tradisi yang dilakukan oleh para ibu di daerah lombok timur provinsi Nusa tenggara barat. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan sampai saat ini. Tradisi nasi papah adalah nasi yang sudah dikunyah sekaligus dilumatkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi. Tradisi ini masih terus berlangsung dikarenakan alasan budaya. sebagian ibu disana berpendapat jika bayi masih terus menangis maka si bayi masih lapar meskipun sudah diberi air susu ibu (ASI). Sebagian masyarakat memberikan nasi papah kepada bayi berdasarkan keyakinan agama mereka yang mayoritas Islam bahwa nabi Muhammad dulu pernah memberikan papahan kurma kepada bayi dan cucunya.
Para ibu di daerah lombok timur menganggap bahwa pemberian nasi papah kepada bayi ini aman dan tidak akan berdampak pada kesehatan bayi, tradisi ini dianggp sebagai ekspresi kasih sayang antara ibu dengan bayinya, karena adanya kontak air liur antara ibu dengan anak, yang diyakini dapat mempererat hubungan antara ibu dengan anak.
Dilihat dari segi kandungan gizinya, nasi papah sudah tidak baik karena makanan sudah dilumatkan terlebih dahulu oleh ibu sehingga dapat dikatakan jika si bayi hanya mengonsumsi makanan sisa atau ampas makanan yang sudah sangat berkurang kandungan nutrisinya. Sedangkan dilihat dari segi kesehatan mulut, pemberian nasi papah ini akan merugikan dikarenakan akan terjadi transmisi atau perpindahan mikroorganisme dari mulut ibu ke mulut anak, terutama terjadinya tranmisi Lactobacillus, S. Mutans, dan mikroorganisme lainnya yang berperan dalam terjadinya proses caries gigi.
Inisiasi dini dari S. Mutans pada rongga mulut anak khususnya pada balita akan meningkatkan risiko terjadinya caries pada anak. Setelah adanya erupsi gigi pertama pada bayi yang berumur sekitar 6 bulan, S. Mutans akan segera berkolonisasi di daerah sekitar gigi. Apabila kebersihan rongga mulut bayi tidak diperhatikan serta pemberian makan seperti nasi papah ini akan diteruskan, dan hal tersebut berlangsung dalam durasi lama dengan frekuensi yang berulang, maka dapat menimbulkan terhadap kejadian Early Childhood Caries.
SITI SABRINA LATIFA ALI
NURAIN MANASAI
Dra Mardia Bin Smith S.Pd M.SI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H