Mohon tunggu...
Sabrina_Az_Zahra
Sabrina_Az_Zahra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswi Informatika

Selanjutnya

Tutup

Horor

Bayangan di Jendela

8 Oktober 2024   14:09 Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Malam itu, hujan turun dengan deras, membasahi bumi yang gelap. Petir sesekali menyambar langit, menerangi kegelapan dengan kilatan yang menyilaukan. Di dalam rumah tua yang telah lama ditinggalkan, seorang wanita muda bernama Sinta berdiri di depan jendela, menatap ke luar dengan perasaan tak menentu. Dia baru saja pindah ke rumah itu beberapa hari yang lalu, berharap mendapatkan kedamaian setelah peristiwa traumatis yang menimpanya. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa rumah tersebut menyimpan rahasia yang jauh lebih menyeramkan daripada yang bisa dia bayangkan.

Rumah itu telah ditinggalkan selama bertahun-tahun, dan warga desa setempat jarang membicarakannya. Mereka mengatakan bahwa rumah tersebut pernah dihuni oleh sebuah keluarga yang hilang secara misterius pada suatu malam. Tidak ada yang tahu ke mana mereka pergi, hanya meninggalkan barang-barang mereka begitu saja. Namun, sejak itu, beberapa penduduk desa mengaku pernah melihat bayangan bergerak di dalam rumah, meski rumah itu kosong. Ada pula yang mendengar suara tangisan di malam hari. Namun, tidak ada yang cukup berani untuk mendekat atau mencari tahu lebih jauh.

Bagi Sinta, rumor-rumor itu tidak lebih dari sekadar cerita untuk menakut-nakuti orang. Baginya, rumah tua itu hanyalah tempat yang sempurna untuk memulai hidup baru, jauh dari hiruk pikuk kota dan kenangan pahit yang ingin dia lupakan.

Malam pertama Sinta di rumah itu berjalan dengan tenang. Namun, malam berikutnya, dia mulai mendengar suara-suara aneh. Ketukan pelan di dinding, gemerisik langkah kaki, dan suara seperti sesuatu yang menyeret di lantai. Sinta mencoba mengabaikannya, berpikir mungkin itu hanya suara angin atau hewan liar yang berkeliaran di sekitar rumah.

Tetapi semakin malam, suara-suara itu semakin jelas. Seolah-olah ada seseorang yang bergerak di dalam rumah, mendekatinya perlahan-lahan. Sinta mulai merasa tidak nyaman, dan perasaan was-was pun merayap di benaknya.

Di balik tirai tipis, dia melihat bayangan samar seorang anak kecil berdiri di luar, menatap ke dalam rumah. Bayangan itu begitu nyata hingga membuat jantung Sinta berdegup kencang.

Dengan tangan gemetar, Sinta mendekati jendela dan menarik tirainya. Namun, ketika dia melihat ke luar, tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya hujan deras yang turun dan halaman rumah yang kosong. Sinta mencoba menenangkan dirinya, berpikir bahwa itu mungkin hanya imajinasinya.

Namun, keesokan harinya, bayangan itu kembali. Kali ini, bayangan tersebut lebih jelas, memperlihatkan sosok seorang anak perempuan dengan gaun putih lusuh, rambutnya basah dan kusut. Anak itu menatap Sinta dengan mata kosong, penuh kepedihan.

Setiap malam, bayangan anak kecil itu muncul di jendela, semakin dekat, seolah-olah ingin masuk ke dalam rumah. Sinta mulai kehilangan tidur dan merasa tertekan. Mimpi buruk mulai menghantui setiap malamnya. Dalam mimpinya, dia melihat anak itu menangis di sudut ruangan, memohon pertolongan, sementara suara-suara bisikan terdengar di sekelilingnya, menyuruhnya pergi dari rumah tersebut.

Pada suatu malam, Sinta terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia mendengar suara pintu depan berderit terbuka. Dengan hati-hati, Sinta berjalan menuju pintu, berharap itu hanya angin. Namun, ketika dia membuka pintu, dia melihat anak kecil itu berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan tatapan yang kosong dan hampa.

Sinta merasa terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung. Anak itu mulai menghantui setiap sudut rumah, muncul di jendela, di pintu, bahkan di cermin. Sinta akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sejarah rumah tersebut. Dia pergi ke perpustakaan desa dan menemukan artikel lama tentang keluarga yang dulu tinggal di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun