Minggu, 10 Oktober 2010
Terpaksa saya memilih berangkat ke Jakarta pada hari Minggu sore, berhubung senin pagi saya harus mengikuti rapat di kantor. Khawatir jika berangkat hari senin subuh dari Bandung, tiba di kantor malah telat, karena beberapa kali saya mengalami kemacetan di gerbang tol pondok gede timur.
Sore itu, saya sengaja naik bus Primajasa dari Bandung SuperMal menuju Bandara Soeta Cengkareng. Dari cengkareng baru naik Damri menuju terminal Rawamangun. Lalu dari Rawamangun nyambung naik Metromini rute 49 atau 46 menuju tempat kost.
Bandung hari itu sangat padat, macet dimana-mana. Mungkin karena bagi sebagian orang dianggap tanggal ajaib, 10-10-10, sehingga berbagai event digelar dimana-mana. Pintu gerbang gedung pertemuan memasang janur kuning pertanda sedang ada pesta pernikahan. Mungkin pada hari tersebut seluruh gedung pertemuan di Bandung penuh dengan order hajatan.
Di ITB, wah apalagi, sedang digelar perhelatan mahasiswa ITB bertajuk Pasar Seni Mahasiswa ITB. Jam dimulainya-pun mulai jam 10.10.10 wib. Tumplek blek, padat sekali. Bukan hanya di area jalan Ganecha yang sengaja ditutup untuk perhelatan tersebut, kawasan jalan Dago, hingga Cihampelas dan Pasteur terkena imbas macet total.
Tepat jam 16.00 wib, bus yang saya tumpangi mulai meninggalkan BSM menuju Cengkareng. Disepanjang perjalanan, beberapa kali mengalami kemacetan. Bus yang saya tumpangi tiba di Cengkareng jam 19.45 wib. Ya, hampir empat jam perjalanan. Saya memilih turun di terminal 1A, dengan harapan lebih cepat naik Damri menuju Rawamangun.
Hanya menunggu 5 menit, saya sudah berada di bus Damri arah Rawamangun. Bus Damri yang saya tumpangi ini, cukup penuh. Keluar dari Bandara, bus kami terjebak macet. Cukup parah, karena Jakarta baru saja diguyur hujan. Ya, saya hanya bisa menikmati pemandangan pesawat yang sedang parkir. Sesekali saya melihat pesawat yang sedang landing dan take-off.
Setelah menikmati perjalanan kurang lebih satu setengah jam, akhirnya saya tiba di Terminal Rawamangun. Terminal sudah mulai sepi karena sudah larut. Hanya ada satu-dua metro-mini yang sedang menunggu penumpang.
Setelah mengambil tas ransel yang saya titipkan ditempat khusus penyimpanan barang disamping sopir, saya segera turun mencari bus metro-mini jurusan 46 atau 49. Yes, kebetulan ada satu mobil yang sedang menunggu penumpang. Tepat dipintu keluar terminal. Akhirnya dengan berlari kecil, saya mengejar metro-mini tersebut.
Malam ini, saya benar-benar menikmati bus dengan rute Bandung-Cipularang-Dalam kota-Sedyatmo-Ancol-Rawamangun-Utan Kayu. Rute yang memutar, dari Bandung menuju bandara Cengkareng Propinsi Banten lalu balik lagi ke Jakarta Timur. Awalnya naik bus dengan fasilitas ac,TV, reclining seat plus toilet, lalu naik Damri juga dengan fasilitas ac, tanpa toilet dan TV, akhirnya naik metro-mini tanpa ac, tanpa toilet, juga tanpa reclining seat karena seat-nya sangat keras. Beruntung masih dapat angin sepoi-sepoi dari AC (Angin Cendela) plus suara mesin yang hingar bingar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H