Sejarah bangsa Indonesia seharusnya disejajarkan dengan bangsa lain, hal tersebut terbukti dengan prestasi anak bangsa di bidang industri strategis. “45 tahun lalu, kita telah menciptakan pesawat terbang jenis N.2130”, demikian diungkapkan Mantan Presiden ke-3 RI, Prof. Dr. Eng. BJ. Habibie dalam Presidentil Lecture yang bertajuk Membangun Daya Saing Bangsa: Tantangan dan Pilihan Kebijakan, di Gedung Grha Sabha Pramana UGM Yogykarta, Kamis (26/05).
Dalam kegiatan tersebut yang juga dihadiri Mantan Menteri Negara BUMN, Dr. Sugiharto, MBA. sebagai Moderator. BJ. Habibie mengulas pentingnya membangun daya kreatifitas anak bangsa melalui pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah suatu barang “Nilai tambah adalah memanfaatkan teknologi yang tepat dan berguna”. Oleh karena itu, nilai (value) akan ditentukan oleh pasar, imbuh tokoh kelahiran Pare-pare tersebut. Di sisi lain, sikap optimis tersebut berkurang jika produksi luar selalu diimpor “sekarang, sepeda motor aja diimpor”, kritik Habibieyang kemudian disambut tepuk tangan 2ribu peserta civitas akademik.
Di akhir pemaparannya, Habibie berbicara tentang kepemimpinan yang ideal yang mampu mencetak generasi berikutnya. “Bangsa Indonesia adalah generasi pejuang kalau dipimpin dengan baik dan bijaksana. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki karakter pemimpin yang baik yakni mampu membuat orang yang dipimpinya lebih baik”.” terang Habibie yang meraih gelar Doktor di usia 28 tahun.
Seperti dikatakan Direktur Sekolah Pascasarjana UGM, Prof.Dr. Hartono, DEA.,DESS. dalam sambutanya bahwa Presidential Lecture merupakan rangakain Dies Natalis UGM yang ke-62 dan yang ke-30 bagi Sekolah Pascasarjana UGM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H