Selanjutnya pembacaan ulang secara kritis untuk memperbaharui tradisi Islam klasik sebagai upaya membaca realitas kekinian melalui tradisi yang telah direkonstruksi juga sama pentingnya.
Sebagaimana Hassan Hanafi menyarankan adanya pembaharuan tanpa menegasikan tradisi yang ada. Yang baik dari yang lama diambil, yang jelek dari yang baru dibuang. Dengan begitu, perpaduan antara tradisi dan modernitas menjadi kombinasi yang sempurna.
Jadi, tradisi warisan intelektual Islam klasik dapat menjadi sebuah petaka ketia ia diterima mentah-mentah tanpa melihat konteks historisnya. Sebaliknya, dapat juga menjadi sebuah berkah ketika ia telah direkonstruksi menyesuaikan dengan konteks historisnya saat ini.
---
Disclaimer: Tulisan ini bukan opini penulis, melainkan rangkuman dari poin-poin penting buku karya Dr. Aksin Wijaya yang berjudul Menalar Autentitas Wahyu Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H