Tradisi adalah sesuatu yang lahir pada masa lalu dan sebuah produk periode tertentu yang lahir dari peradaban masa lalu.
Dalam tulisan ini, tradisi yang dimasksud adalah segala yang secara asasi berkaitan dengan aspek pemikiran wacana keislaman yang lahir dari peradaban Islam dimasa lalu.
Tradisi warisan intelektual Islam klasik telah menghasilkan bertumpuk-tumpuk buku dan kitab yang telah melingkupi wacana pemikiran keislaman umat Islam sekarang.
Tetapi justru dengan itu, pemikiran umat Islam saat ini terhipnotis dan terhegemoni oleh warisan tradisi Islam klasik.
Aksin Wijaya dalam bukunya 'Menalar Autentitas Wahyu Tuhan' menyebut bahwa umat Islam saat ini sedang mengalami kemandulan akal.
Lanjutnya, kita --umat Islam saat ini begitu menganggap tradisi Islam klasik sebagai segala-galanya. Setiap menghadapi masalah, kita selalu mengembalikannya kepada tradisi Islam klasik.
Padahal, tradisi itu lahir dari realitas konteks historis yang saat itu melingkupinya, dan realitas konteks historis akan selalu mengalami perubahan disetiap masanya, serta pada saat yang sama perubahan itu akan meninggalkan tradisinya dan mulai menggapai tradisi baru yang relevan.
Ya, tradisi harus diakui sebagai sebuah kenyataan. Masa sekarang adalah produk masa lalu, masa depan adalah produk masa sekarang. Tidak ada manusia yang independen sebagai produk realitas kekinian.
Yang menjadi masalah adalah ketika tradisi diyakini sebagai sesuatu yang universal dan dilepaskan sama sekali dari konteks historisnya.
Yang seharusnya dilakukan adalah bagaimana menjadikan dan menempatkan tradisi sebagai sarana menuju kemajuan dan kebangkitan bagi masa yang akan datang.
Untuk melangkah kesana, tentunya terlebih dahulu kita harus melepaskan asumsi bahwa tradisi Islam klasik sebagai segala-galanya bagi umat Islam sekarang, dengan kata lain tradisi itu harus diletakkan dalam konteks historisnya.