Barangkali mengenai persoalan seputar agama dan Tuhan, umat manusia secara umum terbelah menjadi tiga golongan. Yaitu penganut teis, ateis dan agnostik.
Secara singkat, penganut teis merupakan mereka yang meyakini keberadaan Tuhan. Sedangkan penganut ateis merupakan mereka yang mengingkari keberadaan Tuhan. Lalu bagaimana dengan penganut agnostik?
Posisi agnostik adalah menentang garis artifisial yang membedakan antara teis dan ateis, antara beriman dan ketakberimanan serta membuang keharusan berposisi pada salah satu sisi dari keduanya. Ya, agnostik adalah mereka yang tidak punya cukup keberanian untuk merasa mantap dan kukuh dengan keyakinan atas keberadaan atau ketakberadaan Tuhan.
Mereka menyatakan "aku tidak tahu" dan mengakui terdapat hal-hal yang yang tak bisa diketahui, kemudian terjun kedalamnya untuk menjelajahi serta melakoninya dengan penuh gairah dan rasasukacita dalam ketidaktahuan.
Mereka juga menyatakan bahwa manusia butuh ruang bebas untuk misteri dan imajinasi serta untuk menyelami segala kemungkinan dan merayakan hal-hal yang paradoks dan penuh teka-teki.
Barangkali keimana agnostik adalah keimanan yang tidak terletak pada jawaban-jawaban, tetapi pada kemungkinan-kemungkinan. Dengan begitu penganut agnostik adalah mereka yang menyatakan diri dengan "aku bersemayam dalam kemungkinan bukan dalam keyakinan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H