Mohon tunggu...
Salsa Bila Putri Sari
Salsa Bila Putri Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I like things that blend with beauty

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Keterikatan | Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   06:28 Diperbarui: 18 Januari 2025   06:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mary Ainsworth & John Bowlby

Teori keterikatan (attachment theory) merupakan salah satu konsep utama dalam psikologi perkembangan yang menyoroti pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuh utama. Teori ini menjelaskan bagaimana keterikatan yang terbentuk sejak masa kanak-kanak berpengaruh terhadap pola hubungan dan perkembangan sosial individu di masa depan. Mary Ainsworth dan John Bowlby adalah dua tokoh utama yang berperan besar dalam membangun dan mengembangkan teori ini.

Mary Ainsworth dan Eksperimen (Strange Situation)

Mary Ainsworth, seorang psikolog perkembangan asal Amerika Serikat, memperdalam teori keterikatan yang awalnya dirumuskan oleh John Bowlby. Salah satu kontribusi terbesar Ainsworth adalah eksperimen yang dikenal sebagai "Strange Situation". Penelitian ini dilakukan untuk mengamati respons anak-anak berusia 12-18 bulan terhadap situasi stres, seperti saat mereka berpisah dan bersatu kembali dengan pengasuh.

Dari penelitian ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola utama keterikatan:

1. Keterikatan Aman (Secure Attachment):

Anak dengan keterikatan aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan saat pengasuh hadir. Mereka akan menunjukkan tanda-tanda kecemasan ketika pengasuh pergi, tetapi cepat tenang setelah pengasuh kembali. Pola ini biasanya terbentuk ketika pengasuh memberikan perhatian yang konsisten dan responsif terhadap kebutuhan anak.

2. Keterikatan Menghindar (Avoidant Attachment):

Anak dengan keterikatan ini cenderung menghindari pengasuh. Mereka tampak tidak terpengaruh oleh kehadiran atau ketidakhadiran pengasuh, tetapi sebenarnya mereka menahan emosi dan kebutuhan mereka. Pola ini sering muncul karena pengasuh tidak responsif atau cenderung mengabaikan anak.

3. Keterikatan Ambivalen/Resistan (Anxious-Resistant Attachment):

Anak dengan pola ini menunjukkan ketergantungan yang berlebihan pada pengasuh, sering kali tampak sangat cemas bahkan sebelum perpisahan terjadi. Ketika pengasuh kembali, anak sulit ditenangkan dan menunjukkan perilaku campuran antara mencari dan menolak kedekatan. Pola ini umumnya muncul akibat respons pengasuh yang tidak konsisten terhadap kebutuhan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun