Mohon tunggu...
Sabina Aghisni Rahmaniasari
Sabina Aghisni Rahmaniasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sabina Aghisni

Hi.. Semoga tulisan saya dapat diterima dengan baik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Nonverbal pada Kaum Homoseksual

16 Januari 2022   14:35 Diperbarui: 16 Januari 2022   15:51 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabina Aghisni Rahmaniasari

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka 

Secara sederhana komunikasi nonverbal dapat diartikan sebagai alat transfer infromasi melalui pengguna bahasa tubuh termasuk kontak mata, ekspresi wajah dan gerak isyarat. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi. Salah satunya adalah komunikasi nonverbal yang digunakan oleh kaum homoseksual.

Homoseksual mengacu pada perasaan tertarik kepada sesama jenis baik secara perasaan maupun erotis yaitu secara menonjol atau semata-mata dengan atau tanpa melalui hubungan secara fisik. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi seorang homoseksual (LGBT), bisa karena faktor biologis, psikologis maupun lingkungan. Namun homoseksual ini sudah tidak dikategorikan  sebagai gangguan kejiwaan maupun kelainan mental. Perasaan menyukai sesama jenis dapat diketahui dan dirasakan sejak remaja hingga dewasa. Para kaum homoseksual lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal saat mereka berada di tempat umum karena menghindari pandangan masyarakat yang merasa tidak nyaman berada di lingkungan mereka.

Dengan adanya simbol-simbol mereka dapat menyalurkan hasrat, perasaan, serta pikiran dengan makna simbol (Agustine, 2005). Salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan adalah tatapan, cara berpakaian, eskpresi wajah, gerakan tangan dan kode-kode tertentu yang tentu hanya mereka yang mengetahui dan memahaminya.

Simbol komunikasi nonverbal yang digunakan oleh kaum homoseksual adalah sebagai berikut :

1. Simbol kontak mata, dalam mencari pasangan kaum homoseksual berkomunikasi menggunakan kontak mata. Dapat dibuktikan bahwa ekspresi wajah, khususnya mata paling ekspresif. Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi. Yang pertama, fungsi pengatur, untuk memberi tahu target apakah akan melakukan hubungan dengan sesame atau menghindarinya. Pada kaum homoseksual kontak mata yang digunakan adalah curi pandang atau lirikan mata, menatap lebih lama kearah yang menjadi targetnya. Jika orang yang diberi simbol kontak mata merespon dengan saling menatap dan tersenyum maka dapat dipastikan bahwa pria tersebut juga mempunyai ketertarikan sesame jenis.

2. Simbol ekspresi wajah, para kaum homoseksual saat menyukai seseorang sesama jenisnya akan menampakkan eskpresi yang bahagia sama seperti orang normal pada umumnya mereka akan tersenyum pada target bahkan sampaikan mengedipkan mata tanda sebagai tanda menggoda. Tidak ada yang berbeda dari ekspresi wajah orang normal pada umumnya saat sedang jatuh cinta eskpresi wajah akan di sesuaikan dengan keadaan emosional mereka saat melihat seseorang yang menjadi pusat perhatiannya.

3. Simbol gerakan tubuh, pada simbol ini kebanyakan kaum homoseksual yang lebih dominan dengan tipe bottom akan berperilaku seperti wanita, dari cara mereka berjalan, gerakan tangan, lemah lembut dan gemulai, sedangkan mereka yang dengan tipe top walaupun mempunyai tubuh seperti laki-laki sesungguhnya tetap terlihat dari cara jalannya. Dari gerakan tubuh seperti itu sudah terlihat bahwa mereka adalah salah satu dari bagian kaum homoseksual.

4. Simbol penampilan, mereka yang mempunyai tipe bottom biasanya akan berpenampilan seperti wanita mulai dari kepala hingga ujung kaki seperti baju hingga aksesoris yang digunakan, sedangkan mereka yang mmepunyai tipe top akan berpenampilan seperti layaknya laki-laki biasa, namun tidak selamanya mereka yang mempunyai tipe bottom akan menjadi bottom dan yang mempunya tipe top akan menjadi top, terkadang mereka bisa saja bergantian peran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun