Tasbih erat dalam genggamanku
Aku bersujud padanya
Saat aku tak lagi berdaya mempertanyakan...
Semua tentang kepergianmu
Riuhnya suara diluar sana
Takbir yang menggema
Tak pernah bisa menandingi
Kerasnya jeritan hati setelah kepergianmu
Bunuh aku!!!
Bunuh aku,
Dengan Rindu yang selalu Kau sudahi
Bunuh aku!!!
Bunuh aku
Dengan pelukannya yang selalu bisa menghangatkan tubuhmu
Berbeda dengan ku
Bunuh aku!!!
Bunuh aku dengan bahagiamu
Yang tak pernah sedikit menengok dan memperdulikanku disini
Sendiri..
Kenapa masih harus ada tanya dalam bisu yang menyeringai?
Kenapa harus kamu??
Kamu yang mengisyaratkan untuk menyudahi perasaan ini.
Kenapa harus kamu?
Kamu calon suamiku, dan pilihan kedua orang tuaku.
Aku masih terus menyelipkan namamu dalam doa dikala sunyi
Aku masih menyimpan semua,semua yang ku tahu kau pasti sudah melenyapkannya
Lenyap seperti buih dalam laut
Semua memang tak lagi sama.
Bisakah kau bayangkan rasanya jadi aku?
Jadi orang yang setiap harinya terluka
Karena kau telah membawanya kedalam kehidupan kita?
Aku menulis ini ketika mataku tak lagi kuat menangis.
Aku menulis ini ketika mulutku tak lagi mampu berkeluh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H