Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Nurulillah
Muhammad Ilham Nurulillah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arti Kemerdekaan

10 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 10 Agustus 2021   08:01 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh

Muhammad Ilham Nurulillah

Merdeka bukan sekerdar kata-kata mutiara tapi ini adalah doa dan tumpah dara suatu bangsa dalam membebaskan diri dari belenggu pihak lain. Ini adalah cerita singkat dimana bangsa besar yang terus dijajah jika kita boleh sebut yaitu negeri penjajah  tetunya kita kan bertaya-tanya dimana negeri penjajah itu anda boleh mencari bahkan mengimajiasikan dimana letak lokasi negeri tersebut

Zaman dahulu setelah berakhirnya masa kekhalifahan kita masuk ke masa kerajaan yang dimana tiap daerah mempunyai struktur kepemerintahan ada rakyat dan raja yang masing-masinya mempunyai urusan dan pekerjaanya sendiri, ada yang menjadi nelaya, pedgang, budak, dan lainnya tidak bisa disebutkan satu pesatunya, penguasa akan terus memegang tahta dan mendapatkan apa yang ia inginkan, seluruh keinginan raja adalah hal mutlak untuk dipenuhi kebutuhanya seperi tuhan ia bisa menghidupkan dan mematikan orang lain.

Khalnya iblis penguasa adalah orang yang bisa memerankan siapapun dan apaun ia  bisa memerankan tuhan, iblis, malaikat bahkan binatang sekalipun hal ini yang membuat beberapa orang berfikir bahwa uang adalah segalanya, kita kembali kepada pemahasan arti kemerekaan dan mengapa diatas membahas  tentang penguasa,  ini akan menjadi contoh untuk pembaca tentang apa arti  kemerdekaan, jika kita berfikir bahwa penguasa itu adalah orang yang merdeka maka saya bisa menebak apa yang anda fikirkan dan yang anda ambil tentang arti merdeka menurut anda. Erat kaitkan dengan penguasa maka arti kemerdekann bagi anda yaitu terpenuhinya semua keinginan.

Namun bagaimana jika kita berada didalam negara para penjajah apakah anda befikir bahwa negara para penjajah tidak pernah dijajah ? karena jika sudah mendengar kata penjajah maka hal yang pertama kali kita fikirkan yaitu perebutan kekuasaan ada yang menindas dan ada yang ditindas, ada yag bahagia dan ada yang menderita semua akan bekutat didalam kepala memikirkannya pun akan membuat bingung saja. Akan tetapi befikir logis dapat memberikan jalan bagimana kita selalu berfikir mudah karena kita bisa menjawab semua keaguan meski kita tidak punya data  yag pentig kita dapat berfikir logis.

Ini adalah jawaban dimana negara pejajah buka berarti tidak pernaha dijajah, logika berfikir seperti itu adalah kerangka berpikir yang biasa tapi jika anda dapat memutar baika kerangka seseorang dengan dialektika maka logika andalah yang akan dianggap palinng benar, kerangka berfikir bahwa negara penjajah adalah negara yang tidak pernah dijajah karena kita beranggapan negara tersebut menghasilkan penjajah-penjajah yang natinya mengekspansi tanahya. Akan tetapi, saya akan membalik logika tersebut dengan menggunakan dialektika. Negara penjajah adalah negara yang diajajah

Kita benturkan bahwa darimana seorang penjajah bisa mengetahui bahwa dirinya penjajah itu karena ia menjajah wilayah lain tapi kata penjajah dan jajahan berumber karena dirinya pernah dijajah merasakann pedih itulah yang membuat manuisa berfikir keras tentang bagaimana caraya kita harus melewati seleksia alam, manusia cenderung memcontoh dan belajar dari pengalaman maka bohong jika seseorang tidak punya pegalamann, meski ia tidak pernah dijajah secara fisik tapi manusia teah dijajah secara psikis. Jika manusia tidak diajah secara  masal maka manusia adalalah individu yang dijajah serta siapa yang menjajah manuisa tersebut yaitu ilmu pengetahuan yang ia cari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun