Oleh
Muhammad Ilham Nurulillah
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.Â
Dalam artian sebuah demorasi adalah suatu kebebasan berekspresi dimana hak berpendapat pun dijamin oleh negara, ada pun dala proses berjalanya negara demokrasi dipimpin oleh pemimpin yang lahir dari rahim  rakyat kemudian tumbuh dan berkembang atas nama rakyat.Â
Sehingga dapat kita ambil benang merahnya bahwa demokrasi ialah sistem yang memposisikan kepentingan rakyat diatas segalanya dan tidak ada satu pun intervensi yang dapat menggugat suatu keputusan yang menjadi kebutuhan rakyat itu sendiri. Jika kita mengulas kepada beberapa periode silam ada sebuah negara yang kono katanya dijajah seperti hal nya sapi perah yang hanya diambil susunya, penderitaan menghilangkan rasa keanusiaan,kepentingan merendahkan harkat dan martabat manusa yang seharunya ada pun dari sebuah penderitaan lahirlah kesatria yang langsung dilahirkan melalui rahim rakyat dengan dipertontonkan sebuah kenyaaan bahwa dirinya lahir dinegara terjajah.Â
Status sosial tidak menghentikan keresahan yang berujung kesadaran sikap merdeka meradang dalam batin dan semangat membara. Berangsurnya sebuah perlawana, berjuangan melawan penjajahan  hingga sampailah pada saat yang berbahagia merdeka adil dan makmur begitu kiranya kiasan yang menjadi cita cita berdikari suatu bangsa.
Pada proses berjalanya suatu bangsa dengan silih bergantinya nahkoda banyak cerita mulai dari yang senang sampai berhujung kelam. Hari ini satu negara dengan status demokrasi mengalami permasalahan didapurnya sendiri entah bagaimana banyak yang bertanya dengan nahkoda sebagai pemimpinnya, kemudi kapal seakan bingung harus memilih jalan yang mana menyusun kepentingan siapa yang harus didahulukan seperti dirinya dilahirkan bukan dari rahim rakyatnya, banyak kebijakan yang didalihkan sebagai pengalihan untuk mengaburkan fakta.Â
Bius yang diberikan berdosis tahan lama dengan harapan rakyat tetap diam seagai penonton setia.  Kesadaran mulai hilang kondisi tidak lagi menumbuhkan harapan, ini dinilai dari apa  yang dilakukan pemimpin dianggap tidak konsisten dalam berucap dan tindakan.
Kebijaka yang menekan tidak memberi kepastian atas masalah yang dihadapi seakan banyak seklai dalih yang megaburkan fakta, mari kita refleksikan apa yang menjadi sebuah masalah pada hari ini. Musim panas membantu kebijakan bermetamorfosis satu masalah satu kebijakan dengan sejuta istilah penyebuan.
 Kita akan memahami bahwa masalahnya sama tapi mengapa kebijakan yang ditetapkan tetaplah sama yang beda hanya istilah penyebutanya saja, hal ini dinilai kegagalan suatu negara demokrasi dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya hingga tidak heran jika banyak dari golongan masyarakat menampakan sebuah respon yang tidak mengenakan.
Skeptis dari segi kebahasaan dinilai keragu raguan atau juga  paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti. Skeptis merupakan satu respon yang ditampakan oleh segolongan atau dalam bahasa kenegaraan adalah masyarakat dalam meninjau kebijakan pemerintah yang penuh kebuntuan.Â
Kondisi ini dinilai hilang nya kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya yang hari ini kurang dalam menjamin keberlangsungan hidup rakyatnya, pertanyaan yang amat paling tepat disampaikan kepada pemeritah hari ini adalah apakah saudara lupa harus berpihak kepada siapa ? sehingga hari ini bayak rakyat yang bertanya dan juga mempertanyakan niak baik saudra untuk siapa ? semua pertanyaan tersebut menjadi bahan refleksi kita bersama adapan jika kita berbicara tentang demokrasi yang skeptis artinya bukan membicarakan kondisi sosial masyarakat skeptis tapi bagaimana negara demorasi ini memproduksi pandangan skeptis yang menanamkan keragu raguan dalam hati dan fikiran masyarakat atas kondisi ketidak pastian.