Mohon tunggu...
Sabilulhaq
Sabilulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aku bodoh

Dipaksa terpaksa bisa terbiasa ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekelumit Implementasi Fikih di Tengah Kemajemukan Masyarakat Indonesia

4 Juli 2021   23:49 Diperbarui: 5 Juli 2021   00:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam adalah agama yang sempurna, sedang Indonesia adalah negara yang luar biasa kompleks dengan beragam suku budaya dan kultur yang terdapat didalamnya. keragaman yang dimiliki oleh Indonesia ini juga mempengaruhi aktivitas beribadah umat beragamanya, ada 6 agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia, yakni: Islam, Hindu, Budha, Protestan, Konghucu, Katolik. bahkan, dalam Islam sendiri pun masih memiliki keragaman dalam praktik fikih, di Indonesia banyak sekali perbedaan-perbedaan praktik ibadah alias implementasi fikih yang terjadi di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia. 

Secara sekilas banyaknya keberadaan organisasi kemasyarakatan islam yang ada di Indonesia menjadi faktor terbesar atas keragaman praktik fikih tersebut, hal ini dikarenakan perbedaan penggunaan madzhab oleh masing-masing ormas islam tersebut.

Seperti yang kita ketahui bersama, terdapat 4 imam madzhab yang sangat masyhur di dunia islam, yakni: Imam Syafi'ie, Imam Ahmad bin Hambal, Imam hanafi dan Imam Malik. mereka memiliki banyak perbedaan pendapat mengenai praktik ibadah agama Islam yang digunakan oleh umat muslim di seluruh dunia, tak terlepas di Indonesia. perbedaan yang sering dijumpai adalah dari beberapa gerakan sholat, beberapa bacaan dalam sholat, juga dalam kegiatan ibadah yang lain. namun, hal ini tidak kemudian menghilangkan nilai keakraban antar individual maupun kelompok yang memiliki perbedaan tersebut.

Dalam kehidupan bermasyarakat, sebuah perbedaan dapat membawa dampak positif juga dampak negatif. dampak positifnya adalah kesatuan dari keberagaman yang diakibatkan oleh keterbukaan fikiran masyarakat itu sendiri, juga masyarakat dapat mempelajari apa yang mereka belum fahami akibat perbedaan tersebut. kemudian dampak negatifnya adalah terjadinya perpecahan antar masyarakat akibat dari keterbelakangan pola berfikir dan kurangnya ilmu serta kesombongan (hanya mau mengakui fahamnya saja yang benar).

Dampak positif atau dampak negatif yang dihasilkan oleh sesuatu adalah sebuah keniscayaan. oleh sebab itu sebagai seorang manusia yang berakal serta terdidik hendaknya kita dapat menjadi lentera di tengah-tengah gelapnya lorong, maksudnya adalah kita harus menjadi manusia yang cerah serta mencerahkan bagi masyarakat yang masih memiliki pemikiran yang belum one step ahead  alias masih terbelakang, agar dapat menjadi masyarakat islam yang harmonis dan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun