Mohon tunggu...
Sabilatul 27
Sabilatul 27 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Pergaulan dan Hafalan

12 Desember 2023   13:46 Diperbarui: 12 Desember 2023   13:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Begitulah cerita saya, dari lika-liku pergaulan hingga sulitnya hafalan saya telah tertuang, setelah ini ada juga cerita inspirasi dari teman saya yang juga merasakan lika-liku ketika menghafal alquran. Berikut ini kisahnya.Tidak pernah ku bayangkan sebelum nya bisa sampai berada di titik ini, titik dimana sebuah mimpi yang dulu aku anggap mustahil untuk aku capai akhirnya bisa aku wujudkan, yaitu hafal Al-Qur'an. Memang tidak mudah untuk mencapai nya butuh usaha yang betul betul keras, banyak rintangan dan godaan untuk mengusahakan nya tetapi Alhamdulillah dengan usaha yang sungguh sungguh dan dengan niat yang kuat semua usaha ku terbayarkan.

Terkadang sering berfikir diriku ini sebenarnya belum begitu pantas , karena pribadi ku yang ku rasa belum betul betul mencerminkan akhlak akhlak atau cara kehidupan yang baik dalam Al-Qur'an tapi aku tetap berusaha yang terbaik untuk diriku supaya menjadi pribadi yang berakhlak seperti Alquran meskipun sedikit demi sedikit, terkadang di saat berproses dalam menghafal banyak cobaan salah satu nya adalah faktor pergaulan atau pertemanan, kondisi dimana kita seakan akan ingin selalu bersama mereka bersendagurau meluangkan waktu bersama mereka akan tetapi saya juga berfikir akan mimpi yang harus di capai bertambah usia ada orang tua yang harus di banggaka melihat rauk wajah ayah ibu yang tidak seperti dulu lagi dalam kata lain semakin menua akan hal itu aku sering meluangkan waktu ku untuk tidak bersama teman teman ku di saat waktu senggang aku memilih untuk menjaga hafalan dan juga menambah hafalan.

Disaat diriku mulai menginjak bangku sma disitu aku mulai merasakan yang namanya sulit nya untuk membagi tiap waktu demi waktu di saat diriku mulai diberi amanah untuk mengurusi santri 2 meskipun saat itu aku masih menjadi santri , saat dimana aku harus benar benar menghargai waktu sedikit pun, karena memang seberharga itu, disaat diriku juga dekat deng pak yai dan ibu nyai,tapi senang rasanya bisa jadi orang yang bermanfaat untuk orang banyak terkadang juga ingin seperti anak anak lainnya alat atau santri santri lainnya di saat ada waktu Renggang mereka bisa bersendagurau dengan teman temannya berbagi cerita dan sebagainya tapi di saat itu aku punya banyak sekali kesibukan untuk orang banyak, terkadang juga waktu istirahat ku aku korbankan untuk mengurus santri santri bahkan waktu ngaji ku terkadang sedih bingung tapi aku ingat dengan niat awal dari semua atau apapun yang ku jalani yaitu mencari ridho Allah, dialah yang maha segalanya dia tidak akan membebankan setiap perkara terhadap hambanya melainkan hamba tersebut benar2 mampu untuk menjalani nya.

Hari hari terasa lelah, capek, kesal tapi semua ini harus aku jalani dengan penuh semangat tanggung jawab dan penuh dengan keikhlasan so terkadang Merasa iri dengan anak yang seumuran kita sudah dimanjakan oleh orang tuanya deng fasilitas fasilitas yang sangat membuat anak itu nyaman dan tentunya sangat bahagia akan tetapi saya sadar apa yang saya lakukan itu untuk menunjang kehidupan yang lebih baik kedapa nya baik nanti dimasa remaja sampai tua ataupun kehidupan yang kekal abadi , yaitu di akhirat kelak , terkadang ada keinginan untuk menyerah terasa begitu berat hidup jauh dari kata serba ada , jauh dari orang tua tetapi saya tau begitu besar pengorbanan orang tua kepada saya yang membiayai hidup saya dari lahir sampai sekarang tanpa meminta imbalan sepeserpun mereka hanya ingin dimasa masa tua mereka mereka menyaksikan anak anak mereka meraih kesuksesan nya dan mereka hanya ingin di masa alam kubur mereka ada setiap hari kiriman doa demi doa yang dipanjatkan oleh anak mereka dan salah satu amal jariyah yang tidak akan pernah terputus yang dijelaskan didalam sebuah hadis adalah anak yang sholih sholihah. Terkadang hal tersebut menjadi penghalang atau penghambat seseorang dalam berproses untuk belajar maupun menghafal diriku mungkin ada dalam pikiran ku untuk meniru teman teman ku yang punya hubungan dengan lawan jenis atau dalam garis besar berpacaran akan tetapi hal tersebut betul betul dilarang dalam agama ada pepatah yang mengatakan semua akan indah pada waktu dan masanya jadi apa salahnya kita bersengsara dahulu meninggalkan hal yang sangat menyenangkan akan tetapi hal tersebut bersifat tercela, kesimpulan nya gpp kita dikatain udah gede masih jomblo, nanti pada masanya kita buktikan pada mereka jati diri kita yang sebenarnya beda kelas ngapain dibahas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun