Beberapa faktor risiko tersebut antara lain yaitu pola makan atau asupan makanan yang berlebih seperti lemak dan natrium, stress, kebiasaan istirahat, konsumsi kafein, konsumsi minuman beralkohol, kurangnya aktifitas fisik, obesitas, riwayat hipertensi keluarga dan merokok.
Berdasarkan data WHO tahun 2018 menunjukkan terdapat 1,13 Miliar orang di dunia ini menyandang kasus hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis penyakit hipertensi. Sehingga penyakit hipertensi ini tidak bisa dianggap remeh dan biasa saja. Jumlah penyandang yang mempunyai riwayat peyakit hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Â
Adapun perkiraaan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang  yang terkena penyakit hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat penyakit hipertensi dan komplikasinya.
Gaya hidup merupakan kebutuhan manusia yang bisa saja berubah dari waktu ke waktu atau sesuai keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya.Â
Ada 2 jenis gaya hidup yaitu gaya hidup sehat dan gaya hidup tidak sehat / buruk. Gaya hidup yang sehat akan mempengaruhi dan akan mendukung fungsi-fungsi tubuh manusia, sehingga nantinya akan berdampak baik untuk kedepannya. Gaya hidup yang sehat juga nantinya akan mempengaruhi kualitas hidup manusia itu sendiri.Â
Sebagian orang lupa menyisihkan waktunya untuk olahraga, makan bergizi dan istirahat yang cukup. Adapun contoh gaya hidup sehat antara lain istirahat yang cukup, rajin berolahraga, rajin minum air putih, memperhatikan asupan makanan, membiasakan hidup bersih dan sehat,  jika gaya hidup  sehat tersebut rutin dilakukan maka akan berdampak positif bagi tubuh.
Sedangkan gaya hidup yang tidak sehat/buruk contohnya sangat beragam seperti istirahat yang kurang, pola makan yang salah, sering begadang dimalam hari, olahraga yang tidak teratur, kurangnya konsumsi air putih, merokok, stress, konsumsi alkohol, konsumsi kafein berlebih dan obesitas. Sehingga pola hidup tersebut harus kita sadari dan ubah agar nantinya mendapatkan kualitas hidup yang baik dimasa tua.
Penyakit hipertensi umumnya terjadi pada usia lanjut atau lansia. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa penyakit hipertensi dapat muncul sejak usia remaja dan prevalensinya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun banyak orang yang belum menyadari sehingga dapat menjadi penyebab munculnya hipertensi pada usia remaja. Remaja ialah masa peralihan seseorang dari masa anak-anak menuju masa dewasa.Â
Pada masa ini masuia tidak dapat disebut sebagai sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut sebagai anak-anak.Â
Di Indonesia sendiri remaja usia 15-17 tahun mencapai 8,3% yang terkena penyakit hipertensi. Hipertensi pada remaja banyak dipengaruhi oleh gaya hidup yang buruk seperti pola konsumsi lemak dan natrium yang berlebih, kurangnya aktivitas fisik, merokok, stress, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, kebiasaan istirahat dan obesitas.
Penelitian Yuliaji Siswanto tentang hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada remaja yang pernah dilakukan pada siswa SMA di Kota semarang tahun 2020.Â