Kekayaan alam di Indonesia sangat beragam. Dari hasil tanam mampu menghasilkan banyak bahan makanan yang bisa digunakan untuk membuat aneka jenis makanan. Salah satunya ialah singkong. Singkong dapat diolah menjadi tepung tapioka yang dihasilkan dari sari pati singkong. Tepung tapioka ini dapat diproduksi secara besar dan diekspor ke negara lain sebagai bentuk peningkatan cadangan devisa di Indonesia. Permintaan pasar akan tepung tapioka pun cukup tinggi. Hal tersebut dapat menjadikan tepung tapioka sebagai peluang bisnis dalam meningkatkan jumlah ekspor bagi Indonesia.
Tepung tapioka yang asalnya terbuat dari olahan ubi kayu atau singkong termasuk jenis olahan yang mudah didapatkan karena proses pembuatannya sangatlah mudah. Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan pangan yang cukup penting peranannya dalam meningkatkan ekonomi di suatu wilayah. Ubi kayu memiliki nilai gizi yang cukup baik untuk menjaga kesehatan tubuh karna kandungannya yang penuh karbohidrat. Ubi kayu sendiri memiliki kandungan sumber energi yang lebih tinggi dibandingkan padi, jagung, ubi jalar ataupun sorgum (Widiananta, Dewi 2008).
Modal Usaha Tepung Tapioka
modal usaha untuk pembuatan industri tepung tapioka sekitar Rp 2.000.000.000 dengan modal awal Rp 1.100.000.000 yang nantinya akan diperoleh dari pinjaman Bank dan Rp 900.000.000 sisanya berasal dari investor. Bahan baku yang diperlukan dalam menjalankan usaha tepung tapioka ini didapatkan dengan cara bekerja sama dengan para petani singkong dan mesin yang digunakan seperti mesin penggiling,mesin penggerak dan mesin pembuatan tepung lainnya di beli dari modal awal usaha sebesar Rp 2.000.000.0000.
Bahan Baku Tepung Tapioka
Singkong sebagai bahan baku utama industri tapioka, memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebesar 32,4 gr dan kalori sebesar 567 gr dalam 100 gr ketela pohon tanpa kulit.Â
Pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan baku untuk produk tapioka ini sejalan dengan pemerintah Indonesia yang mulai dan terus menggalakkan penanaman ubi kasesa ini sejak tahun 2014, 2015, 2016 dan sampai sekarang dengan dilaksanakan Program Kebun Singkong Rakyat (KSR) yang menjadi salah satu program unggulan Pemerintah di bidang pertanian dan perkebunan. Singkong yang dipanen setelah berumur 7 sampai 10 bulan akan menghasilkan tapioka berkualitas baik.
lokasi usaha tepung tapioka
Usaha tapioka merupakan industri yang memerlukan ketersediaan air yang cukup dan akses yang baik terhadap panas matahari. Panas matahari merupakan faktor produksi yang penting, karena umumnya pengusaha kecil pada bidang pengolahan tapioka belum mampu menggunakan teknologi pengeringan tapioka.Â
Selain itu, usaha ini harus terletak tidak jauh dari daerah sentra produksi tanaman ubi kayu sebagai bahan bakunya. Selama beberapa tahun terakhir unit pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka banyak dikembangkan di wilayah Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung.Â
Perkembangan usaha tapioka ini juga didukung dengan lahan yang sesuai untuk usaha tapioka, ketersediaan air, dan listrik yang mudah untuk dijangkau. Adapun pabrik pembuat tepung memiliki luas sekitar 600 m2 yang dibagi menjadi lapangan penampung bahan baku, pabrik, pengolahan limbah dan fasilitas menunjang lainnya.