Semakin berkembangnya teknologi bukan hanya hal positif yang berkembang dalam media sosial, hal negatif juga semakin meningkat salah satunya dalam penyebaran berita hoax di seluruh platform media. Mau itu Instagram, Facebook, X, Tiktok dll.
Bahkan diera sekarang lebih banyak masyarakat termakan berita hoax, karena dengan mudahnya media mengambil alih pemikiran hingga persepsi masyarakat dengan cepat, tanpa adanya lagi mecari lebih dalam berita yang dibaca dan didapat. Dan bahkan juga media sudah dieksploitasi untuk penyebarluasan hoax, hate speech, dan sentimen SARA.
Pertanyaannya, mengapa seseorang bisa tertipu dan terpercaya dengan berita bohong atau hoax?Â
Alasan pertama, orang kini mudah mengakses internet seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas dan media sosial yang memberikan kesempatan oramg tersebut memperoleh informasi dan berita termasuk berita bohong. Kedua, orang memiliki ketergantungan untuk selalu up to date
Terkadang seseorang juga terlalu cepat menangkap informasi yang sedang viral, dan ketika mereka mendapatkan sesuai dengan opini dan persepsi mereka, pasti mereka akan langsung dengan cepat mengambil kesimpulan. Bahwa informasi yang mereka dapat adalah informasi yang benar, tanpa mencari tahu lebih lanjut kebenaran informasi tersebut.
TUJUAN HOAX MENURUT JURNALÂ
Hoax bertujuan untuk membuat opini publik, menggiring opini publik, membentuk persepsi juga untuk hufing fun yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial. Tujuan penyebaran hoax beragam tapi pada umumnya hoax disebarkan sebagai bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (blackcampaign), promosi dengan penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan – amalan baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya. Namun ini menyebabkan banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan kepada rekan sejawatnya sehingga akhirnya hoax ini dengan cepat tersebar luas. Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki
100% masyarakat pasti mempunyai media sosial seperti, Instagram, Tiktok, X, Facebook, WhatsApp, Line. Tujuan masyarakat menggunakan media sosial adalah untuk melakukan komunikasi dengan teman-teman, mencari informasi dan penghasilan, tetapi 50% dari mereka sering kali terkena informasi hoax karena kurangnya literasi pada media sosial. Literasi Digital penting untuk menghindari terjadinya terjebak berita hoax, maka dari itu kita sebagai masyarakat harus bijak dalam memilah informasi masyarakat harus pintar menyikapinya
Tetapi berita hoax juga terjadi karena lemahnya penegak hukum yang membuat pelaku penyebaran berita hoax sulit untuk dilacak, dan terkadang hukum juga masih kurang memperdulikan pelaku penyebar berita hoax yang seharusnya pelaku bisa diberikan sanksi yang setimpal. Karena sebenarnya juga berita hoax yang paling banyak adalah berita tentang politik yang sering kali dieksploitasi, menurut jurnal berita bohong tentang sosial politik, seperti pemilihan kepala daerah dan pemerintah merupakan isi berita bohong yang paling banyak diterima oleh 91,8 persen responden. Sebanyak 88,6 persen responden mengakui mendapat berita bohong tentang isu SARA.
Ibarat belajar kita selalu membutuhkan guru untuk selalu mendampingi kita, agar kita tidak terjerumus dan menyalah gunakan suatu ilmu yang didapat dan dipelajari. Begitupun dengan semua informasi yang kita dapat dari manapun asal dan sumbernya kita tetap harus mempelajari dahulu, mencari fakta lebih lanjut bagaimana kita harus menanggapi berita tersebut, jangan selalu mengambil mentah-mentah dan langsung menyebarkan sebuah informasi yang sedang trending dimedia sosial tanpa melihat faktanya terlebih dahulu. Lihat, telusuri, cari fakta, pahami, simpulkan dengan baik.