"Saya, sih berharapnya bisa tetap melanjutkan toko ini sampai kondisi kembali normal. Soalnya saya bingung kalau enggak melanjutkan toko, saya mau kerja apa? Umur saya sudah terlalu tua untuk ngelamar jadi karyawan. Mungkin satu-satunya yang bisa saya lakuin, sih jadi driver online atau enggak menjadi petani di kampung halaman" ungkap Setyo ketika ditanya bagaimana rencana ke depannya dalam menghadapi dampak pandemi
Keterbatasan modal yang dialami juga menjadi alasan dirinya tak banyak menambah stok sepatu model baru untuk mengisi toko. Bahkan beberapa sepatu stok lama yang menghiasi kaca etalasenya terpaksa ia banting harga dari yang semula 100 ribu rupiah menjadi 50 ribu rupiah, hal ini ia lakukan supaya masih ada sedikit pemasukan dibanding sepatu tersebut akhirnya menjadi semakin rusak dan terbuang sia-sia.
"Untuk sepatu harganya macem-macem, kalau sepatu sekolah saya jual kisaran 100 ribu-250 ribu, sepatu olahraga biasanya saya jual sekitar 150 ribu-400 ribu, kecuali sepatu futsal anak-anak saya biasa jual di bawah 100 ribuan. Beberapa lainnya ada yang saya obral, dari harga aslinya 150 ribuan jadi saya jual 50 ribuan aja, gak apa-apa deh rugi daripada kebuang" jelasnya
Berdasarkan cerita yang disampaikan, pada awalnya toko ini pun tak hanya menjual sepatu saja, namun juga beberapa perlengkapan olahraga, khususnya futsal dan sepak bola. Seperti setelan futsal, jersey, kaos kaki bola, dan lain sebagainya. Hal ini didasari karena letak toko yang berdampingan dengan lapangan futsal. Namun, akibat keterbatasan modal yang dimilki membuat toko ini menjadi tidak selengkap sebelumnya.
"Awalnya toko ini lengkap, jualannya macem-macem ada sepatu, jersey bola, tas, jaket, celana training, setelan futsal, pokoknya hampir semua perlengkapan olahraga saya sediain. Sekarang karena gak punya banyak modal, saya fokus ke sepatu aja sambil ngabisin stok lawas." ungkap Setyo
Setyo pun hanya bisa pasrah merindukan kondisi tokonya yang dulu dan berharap pandemi segera berakhir agar tokonya kembali ramai dikunjungi pembeli.
"Ya, mau bagaimana lagi, saya cuma bisa menerima karena di masa pandemi seperti sekarang, saya enggak bisa nyalahin siapa-siapa, hampir semuanya terdampak. Harapan saya mungkin sama aja seperti pedagang-pedagang UMKM yang lain, berharap saya dan orang-orang sekitar bisa tetep sehat, pandemi segera berakhir, bisa menjalani kehidupan dengan normal, dan dagangan saya laris kembali." harap Setyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H