Mohon tunggu...
Sabila Aqiilahnur Fitrah
Sabila Aqiilahnur Fitrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwsi

Saya merupakan seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari jurusan jurnalistik yang memiliki kegemaran dalam menulis dan berorganisasi. Dengan semangatnya yang tinggi dalam mengembangkan bakat menulis dan kepemimpinannya, seorang mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan organisasi di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Komunikasi yang Esensial dalam Menyampaikan Pesan Islam pada Reyor

25 Juni 2024   19:38 Diperbarui: 25 Juni 2024   19:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: foto pribadi

Oleh: Sabila Aqiilahnur Fitrah dan Syamsul Yakin

(Mahasiswa dan Dosen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Retorika dakwah penting untuk membuat pesan dakwah menjadi menarik, atraktif, dan estetis sepenuhnya. Dakwah membutuhkan retorika sebagai seni berkomunikasi verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika seperti hidangan tanpa garam, kurang berkesan.

Selanjutnya, retorika dakwah diperlukan agar isi ceramah memiliki substansi yang kuat. Hal ini karena retorika mengharuskan pesan disampaikan dengan bahasa yang baku, didasarkan pada data dan riset. Ceramah yang substansial sesuai dengan perkembangan mad'u yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan menghibur. Ketiga tujuan ini merupakan fokus utama retorika, sehingga pesan-pesan seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami oleh mad'u secara menyeluruh.

Tidak kalah pentingnya, retorika dakwah digunakan untuk menerapkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah, konsep yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Ketiga konsep ini membantu meningkatkan kualitas dai dan memberikan dampak positif pada respons mad'u. Metode dakwah apapun yang digunakan, harus memperhatikan penggunaan pathos, logos, dan ethos.

Retorika dakwah juga harus mempertimbangkan perkembangan mad'u yang semakin banyak beralih ke dunia digital. Untuk mencapai mereka, retorika melibatkan komunikasi nonverbal, termasuk berdakwah melalui platform digital. Komunikasi nonverbal memungkinkan dai untuk berdakwah dengan menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh dalam konteks tatap muka maupun virtual.

Terakhir, retorika dakwah mempertimbangkan bahwa berdakwah memerlukan tahapan-tahapan tertentu. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang dapat diterapkan dalam berdakwah, mulai dari penemuan ide, penyusunan materi, hingga penyampaian secara efektif. Teknik-teknik ini menjadi landasan dalam ilmu dakwah.

Dakwah retorika, di sisi lain, dianggap hanya memusatkan pada aspek retorika semata. Jenis dakwah ini seringkali digunakan untuk tujuan tertentu seperti pencapaian politik atau sosial ekonomi, dengan menekankan pada gaya bicara yang mengesankan.

Namun, dakwah sejati harus melepas diri dari keterbatasan ini. Dakwah adalah amanah yang diemban dari langit, didukung oleh ayat-ayat al-Qur'an dan hadits Nabi. Menjadikan dakwah hanya sebagai retorika dapat menghilangkan esensi dan makna sejatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun