KKN BTV 3 UNEJ 48: Potensi Desa, Permasalahan dan Proker KKN di Desa Jatimulyo, Jenggawah, Jawa Timur

Profil Desa

Universitas Jember sangat merespon positif dengan adanya pendemi ini yaitu dengan mengadakan kuliah secara online dan juga mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village III, Pada periode KKN ini yaitu kembali ke wilayah  masing-masing atau dilakukan di daerah masing-masing.  

Kegiatan KKN kali ini memiliki tujuan yakni  sebagai wadah untuk pembelajaran bagi  mahasiswa terjun  secara langsung dan juga ikut serta dalam berkontribusi di dalamnya. Pada kesempatan kali ini saya Sabila Rizqiyati Musyafaah KKN di  tempat/desa saya  sendiri, lebih tepatnya di Desa Jatimulyo Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. 

merupakan desa pecahan dari desa jatisari dikarenakan dalam hal administrasi yang sangat jauh dan penduduknya sangat banyak luar biasa tepatnya di jatisari darungan. Desa Jatimulyo merupakan salah satu desa yang  berada di wilayah jember bagian selatan, berada di kecamatan jenggawah merupakan desa yang sangat kecil tetapi mempunyai potensi yang sangat luar biasa dimana di desa jatimulyo memiliki luas wilayah 394 Ha. 70% Persawahan, 20% pemukiman masyarakat. 

pada masalah kehidupan masyarakat yaitu buruh tani, pedagang, pegawai negeri, TNI/Polri, pelajar dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan sangat potensi di karenakan desa jatimulyo memiliki 5 tingkatan yaitu Paud, TK, MI, SMP dan SMK. Pada bidang kekayaan desa jatimulyo sangat luas pada bidang pertanian memiliki luas 296 Ha dan juga bidang industri ringan (Pengusaha kecil).  Desa Jatimulyo terbagi 2 Dusun di antaranya: 

Dusun Darussalam dan Dusun Bringinsari. Desa Jatimulyo memiliki  batas wilyah sebelah  utara Desa Ajung kecamatan Ajung, sebelah selatan desa Sidodadi kecamatan tempurjo, sebelah timur Desa Tempurjo Kecamatan Tempurjo, dan sebelah barat desa Nogogosari kecamatan Balung. Desa Jatimulyo ini sebelah utara mayoritas di kelilingi area persawahan, yang kedua  merupakan area  pemukiman warga, dan  sisanya hutan, pekarangan, dan lainnya.

Pada KKN kali ini saya mengambil tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19. Di sini saya mengambil sasaran pada usaha Mie Obonk yang termasuk usaha perorangan, dimana saat awal survei menanyakan perizinan apakah ibu dan bapak ini bersedia saat saya melakukan KKN di sini, kedua saya survei menanyakan apa permasalahan yang sedang di hadapi dan lain-lain. 

Pada usaha Mie Obonk ini berada di Dusun Bringinsari Desa Jatimulyo Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Saya melihat dalam kegiatan produksinya masih menggunakan dapur keluarga, belum menggunakan dapur khusus pembuatan dikarenakan masih adanya PPKM. sebenarnya penjual Mie Obonk ini sudah memiliki keinginan untuk membuka kedai Mie Obonk sendiri tepat di sebelah rumahnya, tetapi karena pemberlakuan adanya PPKM ini keinginan itu belum terlaksanakan. 

pada saat diskusi dengan saya, saya menanyakan pada proses pemasaran sendiri penjual Mie Obonk ini masih menggunakan media WhatsApp, Facebook dan Instagram. Tetapi lebih fokus ke WhatsApp saja sehingga masih banyak orang-orang yang belum mengenal dan mengetahui usaha Mie Obonk ini. Bisa di artikan pelaku usaha Mie Obonk ini masih belum mengenal strategi pemasaran, dan pemasaran secara online dalam kegiatan usahanya sehingga sangat menghambat keberlanjutan usahanya.

Identifikasi masalah