Mohon tunggu...
sabhan rasyid
sabhan rasyid Mohon Tunggu... -

Seorang penulis pemula yang ingin menelan ilmu dari samudera yang tak terhingga batasnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mimpi yang Bermimpi

30 September 2013   10:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merasa tersampah saat dinilai berharga

Tali pengikat pinggang itu tak mau ngomong apa-apa

Dua buah pengawal hanya sok mendekapnya

Kau mau tanggungjawab kawan?

Atau lari ke neraka jahanam



Pisau itu kini berdiri

Siap mencongkel kakimu yang sok suci dengan dasi

Kini kau tau nilai itu tak berarti

Bukan itu kawan yang dituntut zaman

Tapi jendela dunia minta otakmu

Bukan laminating kertas dalam map-map daur ulang



Pikir kawan, banyak yang menyampah di negeri penuh ludah ini

Banyak ruang kerja yang tak punya pekerja yang asli pekerja

Banyak janji hitam yang menutup mata hati karena sawer tangan setan

Di atas, otak dibilang penting

Kok jadi kalah sama sawer?

Dunia apa ini kawan?

Mimpikah kita semua pelajar berjas warna-warni ini?

Kita hanya mau mimpi negeri ini terwujud dalam sakit dan luka

Bukan dalam penjara durjana yang buat mimpi itu hanya bisa bermimpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun