Mohon tunggu...
sabella alda yahya
sabella alda yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sabella alda yahya (43223010177), S1 akuntansi, fakultas ekonomi dan bisnis, dosen pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebatinan Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri

29 November 2024   03:13 Diperbarui: 29 November 2024   22:51 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(PPT PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN ETIK (Sumber: MODUL PROF. APOLLO))

Setiap elemen Asta Brata melambangkan karakteristik alam yang memiliki kekuatan dan peranannya masing-masing, yang diharapkan tercermin dalam sikap dan perilaku seorang pemimpin. Prinsip-prinsip ini mencakup kualitas seperti keadilan, ketegasan, kebijaksanaan, kesabaran, dan pengabdian terhadap rakyat. Dengan memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip ini, pemimpin diharapkan dapat mengambil keputusan yang adil dan bijaksana, serta menciptakan stabilitas dan keharmonisan dalam masyarakat.

  • Ambeing Lintang (Bintang) Bintang berfungsi sebagai penunjuk arah di tengah kegelapan. Seorang pemimpin, seperti bintang, harus menjadi teladan dan memberikan arahan yang jelas kepada rakyatnya. Pemimpin ideal adalah sosok yang memiliki visi yang kuat, mampu menginspirasi masyarakat, dan memimpin mereka menuju tujuan bersama. Bintang mengingatkan pentingnya kepemimpinan yang memberi arah, terutama saat rakyat menghadapi tantangan dan ketidakpastian.
  • Ambeing Surya (Matahari) Matahari melambangkan terang, keadilan, dan kekuatan. Pemimpin yang baik harus bersikap adil dalam mengambil keputusan tanpa memihak kelompok tertentu. Sama seperti matahari yang menyinari bumi tanpa pilih kasih, seorang pemimpin harus mengayomi semua golongan dengan penuh keadilan. Matahari juga merepresentasikan energi positif yang memotivasi rakyat untuk terus maju, sekaligus kekuatan untuk menghadapi tantangan.
  • Ambeing Rembulan (Bulan) Bulan melambangkan ketenangan dan keindahan, yang memberikan penerangan pada malam hari. Pemimpin yang ideal harus mampu menenangkan rakyatnya di saat-saat sulit, menjadi penghibur, dan membawa kedamaian dalam setiap tindakannya. Layaknya bulan yang bersinar lembut di tengah kegelapan, seorang pemimpin harus menjaga ketenangan dalam menghadapi konflik dan memberikan harapan kepada rakyatnya.
  • Ambeing Angin (Angin) Angin memberikan kesejukan, kehidupan, dan fleksibilitas. Seorang pemimpin harus mendengarkan aspirasi rakyat, menyerap berbagai masukan, dan memberikan solusi yang menyejukkan. Angin juga mengajarkan pentingnya fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi perubahan. Pemimpin yang ideal harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan rakyatnya tanpa kehilangan prinsip dasar kepemimpinan.
  • Ambeing Mendhung (Awan) Awan melambangkan kebijaksanaan dan kewibawaan. Awan membawa hujan sebagai berkah yang menyejukkan bumi. Seorang pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dalam setiap tindakannya, serta mampu membawa berkah bagi rakyat melalui keputusan yang diambil. Wibawa seorang pemimpin yang diibaratkan awan juga menciptakan rasa hormat dan kepercayaan dari rakyatnya.
  • Ambeing Geni (Api) Api menyimbolkan semangat, keberanian, dan penegakan hukum. Seperti api yang membakar ketidakbersihan, seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk menegakkan keadilan dan melawan segala bentuk ketidakbenaran. Semangat yang dilambangkan oleh api juga menunjukkan pentingnya dedikasi seorang pemimpin dalam menjalankan amanahnya dengan penuh integritas dan ketegasan.
  • Ambeing Banyu (Air) Air adalah simbol inklusivitas, kerendahan hati, dan ketangguhan. Air mampu menampung apa saja, mencerminkan bahwa seorang pemimpin harus inklusif dan mau menerima perbedaan yang ada di masyarakat. Selain itu, sifat air yang mengalir menyesuaikan bentuk mengajarkan pemimpin untuk tetap tangguh dan fleksibel dalam menghadapi tantangan tanpa kehilangan arah dan prinsip.
  • Ambeing Bumi (Tanah) Tanah melambangkan kekuatan, stabilitas, dan kesejahteraan. Pemimpin yang ideal harus kokoh dalam prinsip, menjadi fondasi yang kuat bagi rakyat, serta memastikan bahwa kesejahteraan dan keadilan terdistribusi secara merata. Tanah juga merepresentasikan tanggung jawab besar seorang pemimpin dalam menjaga kestabilan sosial, ekonomi, dan politik untuk keberlangsungan kehidupan rakyatnya.

Kategori Kepemimpinan Mangkunegara IV

(PPT PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN ETIK (Sumber: MODUL PROF. APOLLO))
(PPT PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN ETIK (Sumber: MODUL PROF. APOLLO))
kepemimpinan tradisional Jawa adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV. Dalam pandangan beliau, kepemimpinan dapat dikategorikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu Nistha, Madya, dan Utama.

Nistha (Pemimpin Buruk dan Tidak Benar)                                                                                                                                                                 Tingkatan Nistha menggambarkan sosok pemimpin yang gagal dalam menjalankan perannya. Pemimpin dalam kategori ini sering kali tidak memahami tanggung jawabnya, cenderung mementingkan kepentingan pribadi, dan tidak mampu memberikan arahan yang jelas kepada bawahannya. Kepemimpinan semacam ini berbahaya karena dapat merusak organisasi atau masyarakat yang dipimpinnya. Ciri utama dari pemimpin Nistha:

  • Tidak memiliki integritas moral.
  • Tidak memiliki visi dan misi yang jelas.
  • Cenderung bersikap egois dan tidak adil.

Dalam kehidupan sehari-hari, kategori ini dapat ditemukan pada pemimpin yang korup, tidak memiliki empati terhadap bawahannya, atau hanya berorientasi pada kekuasaan.

Madya (Pemimpin yang Jelas dan Tahu Hak serta Kewajibannya)                                                                                                                       Madya adalah tingkatan kepemimpinan di mana seorang pemimpin telah memahami peran dan tanggung jawabnya. Pemimpin ini mampu menjalankan tugasnya secara efisien dan adil, serta memiliki pandangan yang terukur terhadap hak dan kewajibannya. Ciri utama dari pemimpin Madya:

  • Memahami perannya sebagai pemimpin.
  • Mampu mengambil keputusan dengan bijak.
  • Memberikan arahan yang jelas kepada bawahannya.

Pemimpin dalam kategori ini dapat dianggap sebagai pemimpin yang baik, meskipun belum mencapai tingkat kepemimpinan yang luar biasa.

Utama (Pemimpin Terbaik, Melampaui Harapan)                                                                                                                                                           Tingkatan Utama adalah puncak dari kepemimpinan. Pemimpin dalam kategori ini tidak hanya memahami hak dan kewajibannya, tetapi juga mampu melampaui harapan dengan memberikan pengaruh positif yang luar biasa kepada masyarakat atau organisasi. Pemimpin Utama biasanya memiliki visi yang besar dan mampu menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.Ciri utama dari pemimpin Utama:

  • Memiliki visi dan misi yang kuat dan progresif.
  • Mampu memimpin dengan keteladanan.
  • Mengedepankan kepentingan masyarakat atau organisasi di atas kepentingan pribadi.

Kategori Kepemimpinan dalam Serat Pramayoga Karya Ranggawarsita

(PPT PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN ETIK (Sumber: MODUL PROF. APOLLO))
(PPT PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN ETIK (Sumber: MODUL PROF. APOLLO))
Serat Pramayoga karya Ranggawarsita merupakan salah satu literatur Jawa klasik yang mengandung nilai-nilai luhur, termasuk panduan untuk menjadi pemimpin ideal. Kepemimpinan dalam Serat Pramayoga tidak hanya berorientasi pada kekuasaan, tetapi juga mencakup nilai spiritual, moral, dan sosial yang tinggi. Dalam karya ini, Ranggawarsita membagi kepemimpinan ke dalam delapan kategori, masing-masing mencerminkan sifat atau tindakan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk membawa kebaikan dan keharmonisan dalam masyarakat.
  • Hang Uripi (Mewujudkan Kehidupan Baik)                                                                                                                                                 Pemimpin harus mampu menciptakan kehidupan yang layak dan bermakna bagi rakyatnya. Mereka tidak hanya memprioritaskan materi, tetapi juga kualitas hidup yang meliputi kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan. Filosofi ini mengajarkan bahwa pemimpin harus berperan sebagai penggerak kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani.
  • Hang Rungkepi (Berani Berkorban)                                                                                                                                                        Kepemimpinan sejati menuntut keberanian untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan umum. Pengorbanan ini mencakup waktu, tenaga, dan bahkan nyawa jika diperlukan, demi melindungi rakyat atau menjaga integritas moral.
  • Hang Ruwat (Menyelesaikan Masalah)                                                                                                                                                              Pemimpin harus bertindak sebagai problem solver. Mereka harus sigap dalam menghadapi masalah dan bijaksana dalam menyelesaikannya tanpa menimbulkan konflik baru. Hang Ruwat juga melibatkan kemampuan pemimpin untuk "membersihkan" atau menghilangkan unsur-unsur negatif yang dapat merusak harmoni masyarakat.
  • Hang Ayomi (Perlindungan)                                                                                                                                                                                      pemimpin ideal memberikan rasa aman kepada rakyatnya. Mereka berperan sebagai pelindung dari ancaman luar maupun dalam. Ranggawarsita mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus menanamkan kepercayaan dalam hati rakyatnya dengan memberikan perlindungan fisik maupun psikologis.
  • Hang Uribi (Menyala, Memberikan Motivasi)                                                                                                                                                        Pemimpin yang baik adalah sumber inspirasi dan motivasi bagi rakyatnya. Mereka menyalakan semangat dan mendorong rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Hang Uribi melibatkan kemampuan pemimpin untuk menciptakan harapan di tengah tantangan yang ada.
  • Ha Mayu (Harmoni, Keindahan, Kerukunan)                                                                                                                                                        Kepemimpinan juga mencakup kemampuan untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. Pemimpin harus menjaga kerukunan di antara berbagai kelompok dengan sikap adil dan bijaksana. Keharmonisan ini penting untuk menciptakan keindahan sosial yang menumbuhkan rasa damai dan cinta kasih.
  • Ha Mengkoni (Menciptakan Persatuan)                                                                                                                                                              Persatuan adalah kunci stabilitas dalam suatu komunitas. Pemimpin yang ideal mampu mempersatukan berbagai elemen masyarakat dengan menghilangkan sekat-sekat perbedaan dan menekankan nilai kebersamaan.
  • Ha Nata (Mengatur atau Menata)                                                                                                                                                                                 Pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial untuk mengatur sumber daya yang ada secara efektif. Ha Nata menekankan pentingnya perencanaan, organisasi, dan pengawasan dalam menjalankan roda pemerintahan.

Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Serat Wedhatama Karya Mangkunegaran IV

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun