Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Korupsi Bernafaskan Transparansi

1 Desember 2018   11:58 Diperbarui: 1 Desember 2018   12:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang kita ketahui, banyak peristiwa melenceng yang kerap terjadi di dalam kehidupan birokrasi NKRI kita ini. Jika disebutkan 1 hal pasti hal tersebut juga menyambung ke ranah lainnya contohnya adalah tentang Korupsi, bisa menyambung ke kasus pencucian uang, penyogokan oknum untuk mendapatkan kedudukan, dan masih banyak lagi

K orupsi juga bukan lagi menjadi masalah perseorangan, namun sekarang menjadi masalah bangsa Indonesia yang sudah hidup dalam kubangan korupsi. Satu hal yang menjadikan Korupsi merajalela di Indonesia, para pemegang kedudukan dan berkuasa saja korupsi, bagaimana bawahannya? Yang sudah terciprat manisnya korupsi dan ingin menjadi pabrik korupsi lainnya dan akhirnya munculah bibit-bibit koruptor di tanah air ini.

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kita juga mengakui keberadaan Korupsi yang sangat merajalela, tak hanya itu Korupsi juga seperti sebuah tradisi baru yang kerap dilakukan oleh mereka yang labelnya wakil rakyat tetapi malah kerjanya bukannya mewakili aspirasi rakyat melainkan malah merugikan rakyat.

Memang usaha untuk mengurangi itu sudah dilakukan, bahkan sudah didirikan lembaga Ad Hoc yang sebenarnya untuk memberantas korupsi tapi ya karena keadaan, Ad Hoc yang berarti lembaga sementara tapi karena korupsi masih dan bertambah, saya kira Ad Hoc bukan lagi sementara melainkan selamanya. Mungkin itu adalah kemungkinan terburuk berdasarkan keadaan yang memang sudah buruk ini.

Banyak diantara tanggapan orang lain terhadap korupsi yang terjadi, seperti " mengapa korupsi semakin menjadi-jadi? ", "Mengapa memberantas korupsi itu sukar dilakukan?","bagaimana proses korupsi itu?","dengan banyak solusi yang telah diterapkan, mana hal yang sukes dilakukan dan mana hal yang kacau?","lalu apa yang seharusnya dilakukan ?"

Dari sekian banyak tanggapan yang ada, sebenarnya satu hal yang harus tetap dipegang oleh semua orang yang mendengar atau bahkan secara tidak langsung terlibat dengan korupsi yaitu tentang bagaimana menyikapi keadaan yang ada, mau ikut bertanggung jawab membenahi atau malah memperparah keadaan itu.

Sebenarnya korupsi itu adalah jalan alternatif dari sekian banyak masalah yang INGIN DISELESAIKAN oleh pihak-pihak tak mau repot dan ingin yang mudah sekaligus dapat plusnya.

Mengapa dikatakan jalan alternatif karena disaat ada masalah seperti keinginan untuk mendapatkan proyek besar yang bisa dapat untung banyak, maka mereka pihak yang dipersulit mendapatkan hal itu akan melakukan korupsi karena sudah memprediksi keadaan kedepan.

Dalam menanggapi hal ini, bukanlah dengan menunjuk atau menyalahkan namun dengan bersikap jujur tentang masalah ini dan berpikir secara luas untuk solusinya. Karena korupsi sudah dianggap tidak mungkin tidak terjadi, maka yang harus dilakukan juga adalah melakukan transparansi dalam segala transaksi keuangan dalam semua bidang birokrasi di NKRI ini.

Berbagai pemeriksaan, penelitian untuk menghentikan korupsi sudah bukan lagi menjadi solusi yang signifikan bagi keadaan korupsi sekarang ini, itu hanyalah bagian dari apa yang memang sudah seharusnya dilakukan.

Sekarang tinggal bagaimana kita semua pemerintah, anggota wakil rakyat, semua pemegang kedudukan dan kuasa untuk membuat perubahan menjadi sistem yang jauh lebih baik untuk masa depan. Terakhir dari saya adalah TRANSPARASI jangan dijadikan sebuah SLOGAN, namun sebuah REALITAS yang harus terjadi menanggapi situasi saat ini.

~Ad Maiorem Dei Gloriam~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun