Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tour de Mudik 2016 (01): Macet Terparah dalam Sejarah Arus Mudik Nusantara

4 Juli 2016   08:25 Diperbarui: 4 Juli 2016   15:16 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meski cuti lebaran 2016 sudah mulai Jumat sore, namun karena asumsi ingin mendahulukan sebagian pemudik lainnya agar tidak terjebak macet, saya memutuskan berangkat dari Jakarta pada Ahad, 03 Juli 2016.

Tapi semua asumsi arus mudik kali ini, meleset jauh dari kenyataan. Ini kronologinya:

Ahad 03 Juli 2016

11.00: berangkat dari Pejaten. Dari Cawang, Tol Cikampek lancar, Cipali lancar.

14.00: tiba di pintu Tol Palimanan. Namun hanya beberapa kilo melewati Tol Pali-Kanci, kendaraan mulai merayap.

15.00: tiba di Kanci Cirebon, dan karena kondisinya memberikan sinyal buruk, saya memutuskan keluar di pintu Tol Kanci, beralih ke Jalur Pantura.
Dari Kanci ke arah Pejagan yang berjarak sekitar 32 km, arus kendaraan sempat lancar hanya sekitar 5 km, setelah itu tersendat.

17.00: mampir di daerah Gebang (antara Kanci dan Pejagan), sekaligus persiapan berbuka puasa.

19.00: setelah buka puasa dan shalat Magrib, berangkat dari Gebang ke arah Pejagan yang berjarak sekitar 19 km.
Kendaraan mengalami stagnan fi sepanjang jalur.. Selama 5 jam hanya bergerak sekitar 12 km.

Senin, 04 Juli 2016

00.00: persis tengah malam, posisi kendaraan masih berjarak sekita 7 km ke Pejagan. Polanya, kendaraan bergerak 100 atau 200 meter, lalu berhenti tak bergerak setengah jam atau lebih.

02.30: Karena kelelahan, saya mampir istirahat tidur di komplek SMP Islam Losarii, Brebes, berjarak sekitar 6 km menuju Pejagan. Tidur pulas, alhamdulillah sekitar dua jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun