Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kearifan Lokal (6): Posisi Bangunan Rumah dan Jalan Raya

4 Januari 2016   15:17 Diperbarui: 4 Januari 2016   18:22 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di beberapa titik di Jalur Pantura, kita bisa menemukan rumah-rumah warga di pinggir jalan raya, yang berderet tidak simetris dengan jalan raya di depannya. Artinya, posisi rumah terlihat agak serong sekitar 15 sampai 20 derajat dari jalan raya. Pemandangan seperti ini juga dapat ditemukan di beberapa wilayah di Tasikmalaya, di Kalimatan Timur dan Selatan, dan Sulawesi Selatan dan Tengah.

Saya pernah sengaja berhenti di wilayah Indramayu dan bertanya kepada warga kampung: kenapa bangunan rumahnya tidak simetris dengan jalan raya?

Saya kemudian diarahkan untuk berbincang dengan seorang pemuka warga, yang menjelaskan begini: para leluhur kami mewanti-wanti agar bangunan rumah simetris dengan arah kiblat, meskipun dengan risiko agak menyerong dari posisi jalan.

Tujuannya, agar ketika menunaikan shalat di dalam rumah, secara otomatis mengikuti arah rumah (ke depan, ke kanan atau ke kiri). Posisi rumah seperti ini juga enak dibuat shalat berjamaah di dalam rumah.

Dan bukan hanya posisi hadap rumah yang dihitung. Rumah yang menghadap ke selatan, maka pintu depan rumah akan diposisikan di sebelah kiri. Tujuannya agar orang yang keluar-masuk ke rumah tidak melewati bagian depan orang yang sedang shalat.

Sebaliknya, rumah yang menghadap ke utara, posisi pintu utama rumah akan diletakkan di posisi kanan. Tujuannya juga agar orang yang keluar-masuk ke rumah tidak melewati bagian depan orang yang sedang shalat.

Ketika membangun toilet, posisi closet juga akan diatur sedemikian rupa sehingga orang yang sedang buang air besar/kecil, tidak menghadap atau membelakangi kiblat, tetapi menyamping kanan/kiri ke arah barat.

Secara umum, kalau rumah yang menghadap ke barat (kiblat), tidak ada masalah. Persoalannya adalah rumah yang menghadap ke timur, alias membelakangi arah kiblat. Solusinya: harus ada bagian belakang rumah, yang dikondisikan seperti bagian depan rumah.

Manfaat lainnya, dengan menghadap secara simatris ke timur atau barat, utara dan selatan, berarti ada bagian rumah yang langsung mendapatkan sinar matahari secara langsung dan penuh di pagi atau sore hari.

Warga itu kemudian menjelaskan lanjut: ini pesan leluhur yang kami warisi, meskipun tidak semua warga kampung di sini rajin menunaikan shalat. Secara pribadi, saya juga tidak paham alasan rasional atau dalil agamanya. Penjelasan yang saya sampaikan itupun hanya alasan praktis saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun