Sekelompok peretas (hackers) pendukung Islamic State (IS), yang menyebut dirinya United Cyber Caliphate (UCC), pada Ahad malam 02 April 2017, merelease sebuah rekaman video lewat aplikasi Istagram, yang berisi 8,786 nama untuk dibunuh. Setiap nama dilengkapi dengan alamat, nomor telepon dan email.
Perintahnya jelas: “Kill them wherever you find them(Bunuhlah mereka di mana pun kalian menemukan mereka).”
Daftar nama itu diberi nama seperti judul film: “Kill List”, dan sebagian besar nama-nama tersebut adalah warga Amerika dan Inggris, karena kedua negera inilah yang dianggap paling getol memerangi IS. Salah satu nama itu adalah Presiden Amerika, Donald Trump.
"Know that we continue to wage war against you. Know that your counter attacks only make us stronger. The UCC will start a new step in this war against you (ketahuilah, kami akan terus melancarkan perang terhadap kalian. Ketahuilah bahwa serangan balasan kalian justru membuat kami semakin kuat. UCC akan mulakukan langkah baru dalam perang melawan kalian".
Selanjutnya, pada Selasa, 04 April 2017, Jubir IS, Abu al-Hassan al-Muhajir, menantang para lone wolves di Amerika, Eropa and Rusia untuk menyibukkan (preoccupy) musuh dengan cara menyerang kepentingan mereka.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama ini saja UCC merelease “Kill List”. Pada 2015, UCC juga merelease daftar 3,600 nama warga New York yang harus dibunuh, dengan menggunakan headline “We Want Them #Dead”.
Kemudian pada April 2016, UCC kembali merelease 43 pegawai Kementerian Luar Negeri Amerika sebagai orang yang ingin dibunuh (wanted killed). Dokumennya berjudul “wanted to be killed”. Belakangan diketahui bahwa ke-43 nama tersebut juga ada dari departemen lain.
Selanjutnya, pada Juni 2016, kembali beredar daftar berisi 8.318 nama dari berbagai negara, terutama Amerika, Inggris, Australia, dan Kanada. Daftar ini juga dilengkapi alamat, nomor kontak. Belum bisa dipastikan apakah daftar nama sebanyak 8.318 pada tahun 2016, adalah nama-nama yang sama, yang yang dimuat dalam “Kill List 2017”, yang berisi 8,786.
Ada yang aneh dengan “Kill List” April 2017 itu. Sebab Kill List itu disebut pertama kali beredar diupload di sebuah group chatting aplikasi Instagram. Selanjutnya, dipublikasikan oleh SITE (siteintelgroup.com) melalui akun Twitternya (SITE Cyber Security) pada 03 April 2017. Publikasi SITE Cyber Security inilah tampaknya yang kemudian dijadikan sumber utama oleh berbagai media di dunia.
Saya mencoba beberapa kali mengakses link aslinya (pada 6 April 2017, sekitar 20.00 WIB), tapi sudah tidak bisa dibuka. Saya bukan ahli di bidang mengutak-atik situs. Kalau sekali dua-tiga kali membukanya, dan sulit, saya akan mengabaikannya. Malas
Dan akhirnya kita hanya bisa menduga-duga siapa saja yang tercamtum dalam daftar nama untuk Dibunuh (“Kill List”). Terus terang, saya tidak berani mengeksplornya lebih jauh, karena tidak/belum punya data yang bagus. Termasuk soal kemungkinan adanya nama pejabat dan tokoh asal Indonesia di daftar tersebut.