Drone Iran tipe Shahed, yang mampu membawa 50 kg bahan peledak, berkecepatan kurang 200 km per jam. Artinya, kalau drone Shahed diluncurkan dari Iran untuk menempuh jarak sekitar 1700 km, berarti drone Shahed memerlukan waktu lebih dari 8 jam untuk mencapai targetnya di wilayah Israel. Ini sebuah operasi serangan drone yang memerlukan kecanggihan teknologi yang shopisticated.
Dampak Serangan Udara Iran
Sejauh ini, nyaris tidak ada foto atau video yang dipublikasikan oleh pihak Israel terkait dampak serangan udara Iran. Karena sebagian besar serangan memang menyasar pangkalan militer, dan merupakan wilayah sangat tertutup di Israel.
Sumber militer Israe mengatakan, "small number of hits were identified (sebagian kecil serangan dapat diidentifikasi)". Di sebuah pangkalan di selatan Israel "minor damage occurred to the infrastructure (kerusakan kecil terjadi pada infrastruktur".
Secara teknis, serangan Iran relatif mampu dinetralisir oleh Israel melalui sistem  pertahanan udara canggih, dengan cara mengintersep rudal atau drone, ketika masih terbang di udara atau sebelum mencapai target.
Proses intersep serangan udara Iran ke Israel juga dilakukan dengan bantuan Amerika Serikat, Inggris, Perancis. Bahkan Jordania mengklaim mengintersep beberapa rudal-drone Iran yang melintas di wilayah udara Jordania.
Beberapa sumber menyebutkan: Pangkalan militer Naqb mendapatkan serangan 5 rudal balistik Iran. Sementara pangkalan udara Nevatim mendapat serangan 5 rudal balistik.
Selama durasi serangan Iran, beberapa ledakan terdengar di beberapa kota Israel, termasuk di Tel Aviv, ibukota Israel.
Selama serangan, militer Israel meminta warganya agar tetap berada di dekat shelter (tempat perlindungan), khususnya di wilayah Golan Heights (Dataran Tinggi Golan), Nevatim, Dimona dan Eilat.
Nevatim adalah posisi pangkalan udara Israel: Dimona lokasi reaktor nuklir Israel; dan Eilat adalah kota pelabuhan di Selatan Israel, di Teluk Aqabah.
Efek psikologis