Pada Sabtu 13 April 2024 sekitar pukul 20.00 GMT (Ahad, 14 April 2024, pukul 02.00 WIB), militer Iran mulai melancarkan serangan udara bersandi "Operation True Promise" ke berbagai titik di wilayah Israel, dengan meluncurkan sekitar 350 roket dan drone. Serangan berlangsung selama kurang lebih 5 jam, yakni hingga Ahad, 14 April 2024, pukul 07.00 GMT (13.00 WIB). Sejak awal, Iran memastikan semua sasaran adalah target militer, bukan target sipil.
Iran menegaskan, serangan udaranya terhadap Israel, secara langsung dari wilayah Iran, merupakan aksi balasan terhadap serangan Israel terhadap kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Iran di Damaskus Suriah pada 1 April 2024. Dengan kata lain, Iran memerlukan waktu sekitar dua pekan untuk menentukan dan memilih jenis respons dan tindakan balasannya atas penyerangan Konjennya di Damaskus.
Kepala Staf Iranian Armed Forces (IAF), Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri mengatakan, target utama serangan Iran adalah pangkalan udara Nevatim, yang menjadi pangkalan pesawat F-35 Israel, yang menyerang Konjen Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Detail serangan Iran
Selama periode serangan, Iran meluncurkan sekitar 350 roket-drone, dengan rincian: 270 drone, 120 misil balistik dan 30 rudal cruise.
Sebagian besar serangan Iran dilancarkan dari wilayah Iran, yang berjarak sekitar 1.700 km. Artinya, serangan itu melintasi wilayah udara tiga negara: Irak dan Suriah dan sebagian Jordania.
Selain itu, pada periode waktu yang sama, juga terjadi sekitar 55 serangan roket dari arah Lebanon Selatan yang diperkirakan dilakukan oleh Hezbullah, kelompok Syiah Lebanon yang pro Iran.
Arsenal Iran
Sebagai catatan, Iran memiliki beberapa jenis rudal dengan daya jangkau bervariasi: 1.300km (Shahab-3B, 1700km (Emad B), 2000km (Khorramshar, Chadar dan Sejjil) bahkan 3000km (Soumar).
Untuk menyerang dan mencapai target di wilayah Israel, Iran mungkin menggunakan rudal berdaya jangkau paling kurang 1300 km.