Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panai dan Dipirau Mokai

15 November 2021   06:28 Diperbarui: 15 November 2021   06:31 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses tawar-memawar nilai panai seperti ini memang bisa diposisikan sebagai "momentum mempertaruhkan segalanya". Karena di sini, harga diri (siri) dipertaruhkan.

Karena itulah, dalam proses negosiasi nilai panai, masing-masing pihak keluarga laki-laki dan perempuan akan menunjuk juru runding yang memiliki track-record dalam proses lamar-melamar.

Saya teringat di kampung dulu, tepatnya di Mapilli, Polman, ada orangtua laki-laki yang kami panggil dengan nama Pua Awu, yang terkenal, kharismatik, piawai dan disegani sebagai juru runding panai dan proses lamaran. 

Sebab, jika Pua Awu diminta dan ditunjuk sebagai juru runding pihak laki-laki, maka juru runding pihak perempuan akan sangat repot dan sulit menolaknya. 

Saking hebatnya, setiap kali Pua Awu berangkat untuk melamar, orang di kampung akan bilang: lamarannya sudah diterima bahkan sebelum berangkat dan disampaikan kepada pihak perempuan. Dan konon, ini ada ilmunya. Keren.

Pua Awu bolehlah disebut negosiator ulung. Cuma sayang sekali memang, saya tidak/belum sempat mencapai usia yang layak mewarisi dan menerima ilmunya sampai Pua Awu wafat (Allahu yarhamuhu).

Tetapi sampai saat ini, saya tidak akan mau berada dalam posisi di-pirau mokai. Hehehehe.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 15 Nopember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun