Dan tiap solusi alternatif yang ditawarkan berayun antara buruk dan terburuk: pertama, mempercepat proses evakuasi; kedua, meminta Taliban untuk memberikan perpanjangan deadline; ketiga, proses evakuasi dipindahkan dari Bandara Kabul ke Bandara Baghram yang berjarak sekitar 50 km ke arah utara dari Kabul; keempat, pasukan Amerika tetap meninggalkan Afghanistan pada 31 Agustus 2021, dan jika masih tersisa Afghan collaborator yang belum dievakuasi, maka proses evakuasi lanjutannya akan diserahkan kepada pihak ketiga. Dan sejauh ini, belum ada pembicaraan serius terkait pihak ketiga.
Apapun itu, jika tidak ada kompromi terkait berbagai alternatif solusi itu, dengan asumsi semua afghan collaborators belum berhasil dievakuasi pada 31 Agustus, dan Taliban tidak berkenan memberikan perpanjangan deadline, maka situasinya akan memanas, khususnya di lingkungan Bandara Kabul.
Segala kemungkinan terburuk bisa meletus, kapan saja. Kemungkinan inilah yang tampaknya diantisipasi sehingga Menhan Jerman menegaskan pada 24 Agusuts 2021 bahwa penolakan Taliban untuk memperpanjang deadline harus disikapi secara serius.
Dan jangan lupa, proses evakuasi ini juga terkait dengan sekiar 5.800 tentara Amerika plus pasukan beberapa negara anggota koalisi NATO, beserta seluruh perlengkapan logistik dan senjatanya, yang kini masih berada dan bertahan di lingkungan Bandara Kabul. Asumsinya, para tentara inilah yang paling terakhir meninggalkan Afghanistan, berdasarkan diktum yang mengatakan: no one left behind (tidak satu pun tentara yang dibiarkan tertinggal di medan tempur).
Mungkin karena itulah, pada 22 Agustus 2021, Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin telah mengaktifkan Civil Reserve Air Fleet, sebuah undang-undang yang membolehkan melibatkan penerbangan sipil untuk membantu proses evakuasi militer. Sejauh ini, 18 pesawat sipil telah beroperasi secara tidak langsung dalam proses mempercepat proses eakuasi dari Kabul.
Tapi, bahkan seandainya tidak satu pun butir peluru ditembakkan pada-dan-paska deadline, situasi Bandara Kabul pada 31 Agustus 2021 tetap berpotensi kembali mempermalukan Pemerintahan Joe Biden dan beberapa pemerintahan negara anggota koalisi NATO. Dan momentum 31 Agustus itu hanya beberapa hari menjelang peringatan 20 tahun peristiwa 9/11, 2001.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 24 Agustus 2021/ 15 Muharram 1443H
Sumber foto: screen-shot siaran televisi aljazeera arabic, 24 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H