Maka aksi tembak-menembak pun dimulai. Diawali pembunuhan salah satu bos mafia Mexico. Lalu penculikan putri bos kartel Carlos Reyes, yang direkayasa untuk memancing dan memicu pembunuhan antar kartel. Adagiumnya: If you want to start a war... kidnap a prince (jika ingin memulai perang, culiklah sang pangeran).
Dan ada yang unik meski tak ada alasan penjelasannya: dalam Sicario-1, Alejandro yang berperan sebagai Sicario ditampilkan sebagai pembunuh bayaran berdarah dingin, yang hanya melaksanakan pesanan demi uang dan bisa membunuh tanpa ekspresi (no mercy). Namun dalam Sicario-2, ketika diminta oleh Matt untuk membunuh (get rid of) Isabela Reyes, Alejandro dengan ekspresi dingin menolak (I can't do that), sambil menambahkan: not this one.
Selain itu, film yang berdurasi 122 menit dan salah satu sub-temanya adalah kartel narkoba Mexico justru tidak pernah menampilkan sosok Carlos Reyes, sang bos kartel.
Meski sukses menjadi box office dengan penghasilan sekitar 76 juta USD, namun sequel Sicario memang tidak/belum sesukses dan belum bisa dibandingkan dengan empat sequel Jasson Bourne yang dibintangi Matt Damon. Tapi kita menunggu sequel Sicario yang ketiga, konon akan diberi judul "Sicario: Capos (Pembunuh Bayaran Bertopi)".
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 09 Agustus 2021/ 30 Dzul-hijjah 1442H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H