Detik-detik ledakan kembar dahsyat yang mengguncang kota Beirut Lebanon pada Selasa, 04 Agustus 2020, sekitar pukul 17.00 local time (21.00 WIB) terekam oleh berbagai kamera handphone, yang kemudian viral di berbagai platform media sosial, dan diviralkan lagi oleh berbagai stasiun televisi satelit yang mulai menyiarkan secara live dari lokasi, beberapa menit setelah ledakan pertama. Karena itulah, ledakan kedua terekam nyaris sempurna.
Sumber semi resmi (Palang Merah Lebanon) menyampaikan kabar awal sekitar satu jam paska ledakan bahwa sekitar 10 orang dipastikan tewas.
Tapi kalau melihat efek ledakan, yang konon terdengar sampai ke Cyprus (berjarak sekitar 200 km ke arah barat dari Beirut), dan kepulan asap ledakan yang tingginya mencapai lebih dari 500-an meter, dan terlihat mirip wedus gembel ketika Gunung Merapi di Yogyakarta meletus, dapat dipastikan korban tewasnya pasti banyak, mungkin mencapai ratusan, dan korban luka akan lebih banyak lagi.
Sejumlah gambar video amatiran yang menyuting lokasi yang relatif jauh dari titik pusat ledakan, memperlihatkan dengan jelas mayat-mayat tergeletak, yang tubuhnya terbungkus abu.
Beberapa narasumber awal menyebutkan, pusat ledakan adalah gudang penyimpanan sitaan bahan peledak (antara lain bahan mercon). Mungkin ini yang menjelaskan kenapa wedus gembel ledakan terlihat berwarna kemerah-merahan.
Masih terlalu dini untuk menganalisis dan memprediksi apakah ledakan itu kecelakaan atau peledakan yang disengaja. Dan di Lebanon, yang pernah dilanda perang saudara dan residunya belum tuntas terhapus, setiap kali terjadi ledakan, banyak sasaran tuduhan yang sudah tersedia.Â
Dan satu hal yang pasti: beberapa jam ke depan, sejak tulisan ini dibuat, kita akan mendengar dan membaca berbagai temuan fakta yang mungkin belum pernah ada tandingannya dalam kasus-kasus ledakan sebelumnya di berbagai negara.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 04-08-2020/ 14-12-1441H
Catatan: artikel ini selesai ditulis sekitar 3 jam setelah ledakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H