Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Huruf-huruf Mati

15 Februari 2020   05:47 Diperbarui: 15 Februari 2020   06:08 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lonceng peringatan, jika berdentang atau belum dibunyikan, untuk apa tergesa?

Bangga dengan banyak, meski jumlahnya melimpah, tetap diperlakukan sedikit

Kebijakan yang menzalimi karena ditakar dengan ilusi ketakutan dan tak manusiawi

Pemimpin yang menuturkan kata dan kalimat yang tersusun dari hurup-hurup mati

Ilusi kekuatan dan klaim kebesaran akan dibalas cemoohan, di sini dan di sana

Di lembah semut, jika melintas, gerombolan semut akan tertawa terbahak-bahak

Karena para Sulaiman jaman now, di semua lapis, sibuk mengisi pundi-pundinya

Syarifuddin Abdullah | 14 Februari 2020/ 20 Jumadil-tsani 1441H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun