Dia yang bersorban. Suaranya lantang, tiap kali tampil pasti pamer posisi dan unjuk intelektual. Padahal argumennya tak meyakinkan. Dalilnya dangkal. Sering berpura-pura serius, dan enteng menyalahkan orang lain. Dia hanya ikhlas pada dirinya sendiri.
Dia yang menggurui. Dari gaya tuturnya, dipastikan ia belum tamat belajar teori meraih simpati. Merasa paling paham persoalan bangsa dan negara. Ia angkuh dengan penuh sadar. Enteng menggurui, sembari mengemis pujian dan pengakuan dari orang lain.
Jika kau langit,
tak perlu mengaku tinggi.
Jika kau samudera
tak perlu mengaku dalam.
Jika kau matahari
tak perlu mengaku terang.
Syarifuddin Abdullah | 19 Desember 2018/ 11 Rabiul-tsani 1440H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H