Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pesawat Lion Air JT610 Hancur Berkeping-keping

3 November 2018   11:02 Diperbarui: 4 November 2018   01:17 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.bbc.com, FDR (Flight Data Recorder), yang merekam data penerbangan ditemukan oleh Basarnas pada 2 Nopember 2018. Sementara CVR (Cockpit Voice Recorder) masih dalam proses pencarian.

Jika mencermati hasil temuan Basarnas terhadap bagian-bagian pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pesawat itu telah hancur berkeping-keping, dengan sejumlah alasan sebagai berikut:

Pertama, pesawat jatuh setelah take-off sekitar 13 menit, dan meskipun kecepatannya belum maksimal, namun berdasarkan situs flightstats, JT610 tipe Boeing 737-8 Max ini terakhir terekam berada pada ketinggian 28.200 kaki (setara 8.595,36 meter atau sekitar 8,6 km). Dan kecepatan yang dideteksi terakhir adalah 268 kts (setara 522 kilometer) per jam. Karena itu bisa dipastikan, ketika pesawat meluncur dan menerjang permukaan laut, kecepatan jatuhnya akan semakin cepat.

Kedua, oleh karena kedalaman laut di titik jatuhnya pesawat hanya sekitar 30 sampai 40 meter, maka diperkirakan, setelah menerjang permukaan laut, pesawat masih akan terus nyungsep menuju kedalaman laut dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya menciptakan tabrakan dahsyat di dasar laut.

Ketiga, beberapa temuan bagian pesawat sampai hari ke-4 (2 Nop 2018), hampir semuanya menunjukkan pesawat hancur berkeping-keping. Roda dan bagian mesin pesawat terlempar dan ditemukan terpisah dari badan pesawat. Bahkan Black Box yang menurut para pakar kedirgantaraan terletak di bagian pesawat yang paling tahan banting, pun terpisah dari badan pesawat. 

Bahkan dua bagian black box itu, yaitu FDR (Flight Data Recorder) yang merekam data penerbangan dan CVR (Cockpit Voice Recorder) yang merekam percakapan pilot, pun ikut terpisah. Sampai hari keempat (2 Nop 2018) baru ditemukan FDR, sementara CVR masih dalam proses pencarian.

Keempat, beberapa jenazah penumpang yang sudah ditemukan, sejauh ini, tidak satupun yang benar-benar utuh. Beberapa jenazah hanya ditemukan jari-jari tangannya, dan fakta ini menunjukkan betapa dahsyatnya benturan ketika pesawat menabrak dasar laut. Karena itu, ada kemungkinan pesawat mengalami ledakan  ketika menabrak dasar laut, apalagi bahan bakar pesawat masih relatif penuh. 

Karena itu, kecuali jika terjadi mukjizat, bisa disimpulkan bahwa 189 penumpang pesawat LionAir JT 610 telah tewas semuanya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Syarifuddin Abdullah | 03 Nopember 2018/ 25 Safar 1440H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun