Â
Lazim diwacanakan di kalangan umat Islam bahwa malam lailatul-qadr akan atau berpotensi turun di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Artikel ini coba mengulas beberapa catatan yang mungkin perlu diketahui, sebagai berikut:
Pertama, lailatul-qadr adalah istilah abstrak yang bersifat sangat spiritual. Wujud dan obyeknya tak bisa dijamah oleh panca indera. Di dalam Quran, nilai pahalanya disebutkan lebih baik dari 1.000 (seribu) bulan. Kalau dikonversi ke almanak hijriyah berarti setara dengan 29.500 hari = 83,3 tahun. Atau sekitar 80,8 tahun berdasarkan almanak Masehi. Dan jarang-jarang di antara kita orang Indonesia, yang mampu mencapai usia lebih dari 80 tahun.
Catatan: ungkapan ayat Quran "lebih baik dari seribu bulan" juga bersifat abstrak dari segi maknanya. Apakah lebih baik dari semua ibadah yang dikerjakan oleh seorang Muslim selama seribu bulan; atau lebih baik dari semua ibadah yang dikerjakan oleh semua umat Islam selama seribu bulan.
Kedua, lailatul-qadr adalah karunia, atau semata perkenan Allah kepada hamba pilihan-Nya. Pemberi karunia lailatul-qadr memiliki hak penuh yang bersifat mutlak dalam menentukan siapa yang berhak, dan siapa yang tidak berhak meraih lailatul-qadr di malam-malam Ramadhan.
Ketiga, dari segi bahasa, lailatul-qadr bermakna "malam penentuan" atau "malam takdir" atau "malam yang sangat menentukan nasib seorang Muslim di dunia ataupun di akhirat". Artinya seolah Allah swt menegaskan, bahwa siapapun yang mendapatkan karunia lailatul-qadr, berarti ia sudah selesai dan sudah tamat sebagai seorang hamba. Karena disebut di malam hari, berarti tidak mungkin lailatul-qadr didapatkan di siang hari. Dan pengertian "malam" dalam fikhi Islam adalah mulai dari sehabis shalat isya dan sunnat ba'diyahnya (sesuai waktu isya) sampai masuknya waktu fajar (shalat subuh).
Keempat, Bahwa tidak seorangpun yang bisa memastikan kapan persisnya terjadinya lailatul-qadr di bulan Ramadhan. Terkait waktunya, para ulama berijtihad antara lain, sebagai berikut:
- Dimungkinkan Lailatul-qadr turun di salah satu malam dari 29/30 malam ramadhan, yakni sepanjang bulan suci Ramadhan.
- Kemungkinannya dipersempit menjadi sepertiga terakhir dari Ramadhan: mulai malam ke 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29/30.
- Kemungkinannya dipersempit lagi menjadi malam-malam ganjil pada sepertiga terakhir: malam ke-21, 23, 25,27 & 29.
- Kemungkinannya makin dipersempit menjadi dua malam ganjil terakhir: malam ke-27 dan 29.
- Ini yang terakhir, kemungkinan besar turun/terjadi pada malam ke-27.
Karena tidak bisa dipastikan kapan waktunya, maka boleh jadi ANDA mengalaminya di malam ke-27, terus DIA meraihnya di malam ke-23, dan SAYA mendapatkannya di malam ke-29. Atau kita barengan mendapatkannya di malam ke-21 dst. Atau bahkan sudah ada di antara kita yang telah meraihnya di salah satu malam Ramadhan yang telah berlalu.
Kelima, Karunia Lailatul-qadr adalah pengalaman spiritual yang bersifat sangat personal antara seorang hamba dengan Tuhannya. Maka jangan percaya kalau ada orang mengklaim telah mendapatkan lailatul-qadr. Sebab pengakuan & klaim itu justru bertentangan dengan karakter lailatul-qadr: tawadhu', rendah hati dan keikhlasan.
Bila Anda ditakdirkan meraihnya, nikmati saja. Dan setiap Muslim, siapapun dia, memiliki peluang meraih karunia Lailatul-qadr di bulan Ramadhan. Ya Allah, ya Rabbi, jadikanlah kami sebagai salah satu di antara orang-orang yang Engkau perkenankan meraih karunia lailatul-qadr-Mu di bulan Ramadhan tahun ini.
Keenam, jika waktunya tak dapat dipastikan, begitu pula tempatnya. Allah swt berhak penuh menentukan lokasi atau tempat pemberian karunia lailatul-qadr di manapun.