Terhitung mulai Jumat sore, 08 Juni 2018 (23 Ramadhan 1439H), yang merupakan hari terakhir kerja nasional, arus mudik darat dari Ibu Kota Jakarta akan mulai mengalir ke berbagai daerah, terutama ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat dan arus penyeberangan Merak-Bakauheni.
Kita berharap, mudik tahun 2018 akan sedikit lebih lancar, karena interval waktu antara awal mudik sampai hari lebaran berjarak sekitar satu pekan. Penumpukan kendaraan akan sedikit terurai. Namun karena mudik adalah gawean nasional, yang melibatkan banyak pihak, kemacetan tetap saja diasumsikan akan terjadi di berbagai titik.
Untuk mengantisipasi kemacetan, melalui artikel ini, saya ingin menyampaikan imbaun terbuka kepada semua pemudik agar menyadari bahwa banyak sekali pihak yang bekerja untuk pemudik guna melancarkan arus mudik.Â
Terutama pihak kepolisian dan LLAJR, yang biasanya juga melibatkan para pandu, pamong praja, bahkan berbagai komunitas peduli mudik di daerah yang dilewati arus mudik. Mereka ini bekerja siang malam, dengan pengaturan ship yang ketat. Sebagian dari mereka mungkin bahkan rela tidak merayakan Idul Fitri bersama keluarganya demi bekerja untuk kelancaran arus mudik.
Imbauan sederhana ini mengacu pada beberapa asumsi dasar tentang mudik, sebagai berikut:
Pertama, karena arus kendaraan bergerak dalam jumlah masif, pada periode tertentu, maka sulit membayangkan arus lalu lintas akan selancar seperti di luar musim mudik.
Kedua, selalu ada faktor X yang dapat memicu kemacetan parah. Satu kendaraan mobil mogok di jalan, atau beberapa kendaraan parkir dengan mengambil sebagian bahu jalan bisa mengakibatkan kamacetan berkilo-kilo meter di belakangnya. Para pemudik diharapkan "menggunakan perasaan" ketika beristirahat dan memarkir kendaraannya di jalan arus mudik.
Ketiga, dalam musim mudik tahun 2018 ini, beberapa ruas jalan tol dioperasikan secara fungsional (dioperasikan sebelum waktunya dan gratis). Jalur arteri Pantura ruas Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan-Batang-Kendal-Semarang diperkirakan akan lancar, dengan dibukanya ruas Tol Brexit-Semarang. Namun jangan juga dibayangkan bahwa pembukaan ruas tol akan menyelesaikan kepadatan seratus persen. Sebab, pada saat yang sama, jumlah pemudik meningkat dan pengguna kendaraan pribadi juga meningkat dari tahun ke tahun.
Selain itu, jalur selatan mulai dari Pejagan yang melintasi kawasan Cilacap, Kebumen, Purwokerto hingga Magelang dan Yogyakarta diperkirakan akan tetap padat. Di jalur ini tidak ada jalan tol. Perkiraan saya, jalur yang berpotensi mengalami kepadatan parah adalah ruas antara Bawen-Magelang-Yogyakarta.
Keempat, perkiraan jumlah pemudik 2018 mestinya diposisikan sebagai perkiraan kasar saja. Angka riilnya tetap berpotensi jauh lebih besar.Â
Seperti diketahui, pada 2 Juni 2018, pihak Perhubungan Darat Kemenhub sudah merilis perkiraan untuk musim mudik 2018: bus naik 1,76 persen atau sekitar 8 juta orang menggunakan bus; pengguna sepeda motor 8,5 juta pemudik; mobil penumpang (pribadi) 3,72 juta; angkutan udara dan kereta naik sekitar 5 persen; dan kapal laut 5,2 persen.