Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi "Jatuh Hati" dengan Lombok

27 November 2017   17:50 Diperbarui: 27 November 2017   18:34 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: beritatrans.com

Selain karana faktor sistem pendidikan di Al-Azhar Mesir, yang memang dari sononya moderat, di Mesir semua mahasiswa bisa membaca buku apa saja. Akibatnya, spektrum bacaan sangat luas. Radikalisme biasanya adalah akibat dari bacaan yang terbatas. Jangan heran bila ada beberapa alumni Al-Azhar Mesir yang malah menjadi pengusung paham liberalisasi pemikiran Islam setelah pulang ke Indonesia. Tapi hal ini baiarkan saja, nanti juga sadar dan insaf sendiri.

Sikap dan pemikiran inklusif yang diadvokasi almarhum Gus Dur semasa hidupnya, misalnya, selain karena faktor keturunan (NU) dan berpendidikan di Irak, namun saya yakin juga terutama karena Gus Dur pernah "membaca" di Mesir. So, no worries about Tuangguru Bajang.

Keempat, untuk maju ke level nasional, selain faktor kapabilitas dan jaringan, juga perlu langkah-langkah dan persiapan yang "agak-agak gila dikit". Posisinya sebagai Gubernur di NTB, Tuangguru Bajang memiliki peluang lebar untuk membuktikan diri sebagai gubernur yang layak dilirik melangkah ke kancah nasional. Cuma jangan lengah, sekarang ini ada beberapa Gubernur, walikota atau bupati yang juga berprestasi.

Survei terakhir yang dilakukan oleh Indikator (Sept 2017) dan Poltracking (Nop 2017), Tuangguru Bajang memang masuk dalam radar survei tentang Cawapres untuk mendampingi Jokowi, tapi posisinya masih jauh tertinggal.

Kelima, mungkin perlu juga dibuka ruang konstelasi baru untuk Pilpres 2019 agar nuansanya menjadi lain, misalnya, tiba-tiba justru Prabowo Subianto yang menggandeng Tuangguru Bajang sebagai Cawapres.

Keenam, meskipun Nahdhatul Wathan (NW) selama ini diposisikan setali tiga uang dengan NU, khusus untuk wilayah NTB, namun belum ada survei kayaknya yang khusus menyorot apakah komunitas NU di Pulau Jawa memposisikan NW persis seperti NU. Jika tidak, NW bisa di-bully: "meski sama-sama bermazhab Syafi'i, tapi NW tetaplah NW, sementara NU tetaplah NU."

Beberapa minggu lagi ke depan, atau mungkin dalam hitungan hari, bursa nama-nama Capres-Cawapres akan segera menjadi wacana politik nasional.

Syarifuddin Abdullah | 27 Nopember 2017 / 09 Rabiul-awal 1439H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun