Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jakarta - Doha - Washington DC, Amerika

9 November 2017   20:12 Diperbarui: 9 November 2017   22:11 2767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta - Doha - Washington DC, Amerika

Mengacu pada pengalaman beberapa kali transit di Dubai UAE atau Doha Qatar, kali ini saya melihat dan merasakan ada perbedaan perlakuan ketika memasuki Gate untuk pesawat yang menuju Amerika di bandara Doha Qatar. Pengecekan barang bawaan, paspor dan boarding pass lebih teliti, dan dilakukan berlapis-lapis. Dari memasuki Gate sampai ke pintu pesawat, pemeriksaan boarding pass dan paspor dilakukan sampai lima kali.

Dari Doha pada 08 Nop 2017 menuju Bandara Dulles, Washington DC, penerbangan sungguh melelahkan: sekitar 14 jam di udara, non-stop. Artinya, plus penerbangan Jakarta-Doha sekitat 8 jam, dan waktu transit di Doha sekitar 4 jam, total waktu perjalanan sekitar 26 jam.

Oleh karena Qatar Airways masih diblokade dan tidak boleh melewati wilayah udara Saudi Arabia dan Bahrain, melalui layar di kursi yang menayangkan rute perjalanan pesawat, saya perhatikan: pesawat mengarah ke utara, menghindari Bahrain, agak mencong ke kanan, memasuki wilayah Iran, Azerbaijan, Turki, Latvia, Eropa Tumur dan Barat, Samudera Atlantik, Amerika Utara, Bandara Dulles Washington.

Sekitar dua jam sebelum mendarat di Bandara internasional Dullles, Washington DC, saya mendengar pengumuman dari kabin pesawat: agar semua penumpang mengukuti secara detail prosedur keamanan setibanya di bandara Dulles. Mengisi formulir costum dengan benar dan jujur (kalau melakukan kesalahan saat mengisi, minta formulir/card baru untuk diisi ulang).

Pengumuman itu sebenarnya biasa saja. Semua negara melakukannya. Tapi pengumuman dua jam sebelum mendarat itu tampaknya bagian dari upaya mengkondisikan mental semua penumpang, dengan pesan yang jelas: Anda sebentar lagi akan memasuki tanah Amerika, dan semua harus patuh pada aturan yang berlaku di Amerika.

Saya perhatikan: begitu pesawat mendarat, nyaris tanpa kecuali, semua penumpang bergerak dari pesawat menuju Imigrasi, mengikuti arahan petugas. Semua bergerak gesit.

Di counter imigrasi, penumpang pendatang hanya dibagi empat kelompok antrian: (1) antrian khusus untuk Member ........ (saya tidak ingat member apa); (2) warga Amerika, Kanada, pemegang kartu residence Amerika; (3) visitor/tamu biasa; dan (4) kounter khusus untuk crew pesawat.

Saya tidak melihat counter khusus untuk pemegang paspor diplomat atau paspor dinas (kecuali kalau diplomat masuk kategori member (.....,), yang saya lupa namanya tadi.

Bahkan para crew pesawat pun tidak mendapatkan perlakuan khusus. Semua antri dengan tertib, menunggu bagasinya masing-masing, dan hanya terlihat beberapa pegawai ground maskapai penerbangan. Tak terlihat ada pekerja porter yang menawarkan jasa angkut bagasi penumpang.

Di imigrasi, terlihat semua pegawainya terkesan 'dingin dan profesional' mengoperasikan alat deteksi sidik jari dan retina. Beberapa penumpang untuk kategori visitor, mendapat perlakuan agak beda, ditanya ini dan itu. Dan beberapa di antaranya bahkan dijemput petugas yang berseragam "Police", untuk diantar ke ruangan khusus, yang dalam bayangan saya, mungkin untuk menjalani interogasi mendalam atau yang disebut "extreme vetting". Tapi beberapa yang dijemput polisi itu akhirnya "dibebaskan", sebab saya melihat mereka mengambil bagasinya, yang berarti lolos untuk memasuki Amerika

Saya awalnya sempat agak keder juga. Soalnya nama kedua saya adalah 'Abdullah'. Konon, nama-nama berbau Arab Islam seperti Muhammad, Umar, Abdullah dan sejenisnya akan mendapatkan perlakuan khusus di Bandara-bandara internasional di aeluruh wilayah Amerika. Tapi, semua berjalan lancar, nyaris tanpa masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun