Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asmara yang Tertunda

11 Juli 2017   09:03 Diperbarui: 11 Juli 2017   09:14 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasa yang tak sempat tercurahkan pada waktunya. Terpendam selama berbilang tahun. Tetap utuh tak lekang oleh waktu.

Hanya perlu momentum pemantik, yang tidak sulit menciptakanya. Karena zaman telah berpihak kepada keduanya.

Ternyata tidak enteng mengolah asmara tertunda. Berderet kendala etis menghadang. Perlu kenekatan untuk melakoninya.

Bermain di dua arena yang saling kontras. Ketegangan tak terhindarkan. Sering harus diolah dengan pura-pura.

Dan setiap yang tertunda tetaplah tertunda. Ibarat warna merah yang tetap merah, tapi merahnya tak sekinclong awalnya.

Syarifuddin Abdullah | 11 Juli 2017 / 17 Syawal 1438H.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun