Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tanah Lot: Pantai Batu Cadas Hitam di Bali

11 Maret 2017   23:30 Diperbarui: 11 Maret 2017   23:47 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: arsip pribadi

Karena taat pada petuah pemandu dan rekomendasi para kenalan di Bali, saya akhirnya berangkat dari kawasan Nusa Dua sekitar pukul 08.30 WITA. Menurut GPS-nya Mbah Google, waktu tempuh menuju Tanah Lot mestinya cuma sekitar satu jam. Tapi faktanya, perjalanan memakan waktu sekitar 90 menit.

Artinya jalan-jalan antar Kabupaten dan/atau antar kecamatan di Bali sudah relatif padat. Kendaraan tidak mungkin lagi melaju dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam. Selain relatif sempit, juga karena banyaknya kendaraan roda dua.

Namun salah satu yang menarik di Bali, tidak pernah melintasi jalanan berlubang apalagi sampai rusak. Setidaknya rute-rute yang saya lewati selama sepekan berada di Bali. Sebagian besar jalan itu beraspal hotmix, nyaman dilintasi oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jarang ada aspal beton, kecuali pada ruas-ruas pendek di dalam kota.

Saya jadi teringat bahwa jika ingin mengetahui indikator pemerintahan yang peduli pada kenyamanan warganya, adalah pemerintah tidak akan membiarkan ada jalanan berlobang apatah lagi rusak. Di Malaysia saja, kita tidak lagi menemukan jalanan yang berlubang, sampai ke tingkat yang setara kecamatan di Indonesia.

Saya sempat membatin, kok gak ada lobang di jalanan yah? Soalnya beda banget dengan jalan-jalan di Pulau Jawa. Contoh paling sederhana, Pantura yang notabene kelas jalan nasional, dan merupakan urat nadi perekonomian nasional saja, sepanjang tahun, tetap saja kita ketemu ruas jalan yang penuh lobang, apalagi selama dan paska musim hujan.

Setelah berkeliling ke beberapa wilayah di bagian tengah sampai selatan Pualu Bali (Denpasar, Ubud, Tanah Lot, Uluwatu, atau menyusuri pantai sambil jogging di bilangan Kuta, Benoa, Sanur, Nusa Dua dan sekitarnya), saya baru menyadari satu hal: tidak pernah melihat  kendaraan berat sejenis trailer kontainer atau truk bergandeng. Truk yang banyak beroperasi dan melintas di jalan-jalan Bali dominan truk roda enam saja atau pickup roda empat.

Artinya, jalan-jalan di Bali memang relatif “dimanjakan”, dalam arti tidak dibebani lebih dari kapasitas dan daya tahan jalannya. Hasilnya, ya itu tadi: jalanan mulus, tak berlobang.

Saya kahirnya tiba di lingkungan Tanah Lot sekitar jam 10.00 WITA. Turun dari mobil, lalu berjalan kaki menyusuri kios-kios yang menjajakan aneka souvenir khas bali, sepanjang 200-an meter. Dan yup, tiba di Pantai Tanah Lot

Pantai Tanah Lot lebih berupa pantai batu cadas berwarna hitam: menghadap ke laut lepas Samudera Hindia, laut selatan Indonesia. Pantainya bersih, nyaris tak terlihat kotoran berserakan di pinggir pantai ataupun di laut yang terjangkau mata.

Entah kebetulan atau sudah lazim, ketika berada di pantai Tanah Lot, pengunjung terlihat didominasi wisatawan asal Asia: Jepang, Korea Selatan, China, Hongkong, India. Dari Asia Tenggara: Malaysia dan Brunei. Tapi tetap saja banyak orang bule.

Yang menarik di Tanah Lot adalah sebuah pulau batu kecil, yang terpisah dari daratan Bali, berjarak sekitar 40 meter dari bibir pantai, yang dari jauh tempak sudah didesain seperti pura. Ketika air laut surut, bisa diakses dengan berjalan kaki. Namun ketika di sana, air laut sedang pasang. Pura Luhur Tanah Lot adalah titik di mana para leluhur dan pewaris budaya Bali menyembah dewa-dewa laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun