Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Putaran-II Pilgub DKI: Hanya Kecurangan yang Bisa Membendung Gerak Laju Anies-Sandi

16 Februari 2017   14:27 Diperbarui: 16 Februari 2017   15:13 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putaran pertama Pilgub DKI usai sudah. Yang kalah bersedih, yang menang bergembira, itu normal. 

Tapi pertarungan baru saja dimulai untuk duakubu yang lolos ke putaran kedua, 19 April 2017, atau sekitar 60 hari dari sekarang.

Secara pribadi saya memperkirakan, pertarungan putaran kedua juga sesungguhnya sudah selesai: Anies-Sandi cenderungakan mengalahkan Ahok-Djarot. Dan kesimpulan sementara ini boleh disebut sebagai early-warning bagi kubu Ahok-Djarot. Ini argumentasinya:

Pertama, diasumsikan bahwa pemilih kubu Agus-Sylvi yang kalah, jika disuruh pilih: memenangkan Anies Sandi atau mengalahkan Ahok-Djarot? Sebagian besar dari mereka akan memilih: membuat Ahok-Djarot kalah di putaran kedua.

Berdasarkan rekapitulasi perolehan suara 5 quick count, suara Agus-Sylvi rata-rata sekitar 17 persen (berjumlah sekitar 960.000 pemilih), dengan asumsi jumlah partisipasi Pilgub DKI mencapai 80 persen (setara sekitar 5,6 juta pemilih) dari DPT yang berjumlah sekitar 7,1juta jiwa. 

Karena itu, dengan asumsi yang paling moderat sekalipun, pemilih Agus-Sylvi yang 17 persen tersebut diperkirakan dua per tiganya bakal berpindah ke Anies-Sandi, sementara sepertiga sisanya mungkin beralih ke Ahok-Djarot. Hasilnya adalah Anies-Sandi bakal unggul sekitar 2 persen di Putaran Kedua Pilgub DKI. (Lihat tabel ilustrasi). Dan tetap ada kemungkinan semua pemilih Agus-Sylvi akan bedol desa ke kubu Anies-Sandi. Dengan begitu, potensi kekalahan Ahok-Djarot akan semakin telak.

Kedua, perolehan suara Ahok-Djarot di putaran pertama sudah mencapai batasplafon maksimalnya. Proses reboundnya dari anjlok ke posisi stabil mentok di angka 43 persen itu. Sebaliknya, potensi suara Anies-Sandi belum mencapai plafon maksimalnya. Sebab suara yang berseberangan dengan Ahok-Djarot terpecah dua dalam putaran pertama. Sementara dalam putaran kedua, sebagian besar suara kontra Ahok yang tadinya memilih Agus-Sylvi cenderung akan menyatukan barisan di kubu Anies-Sandi.

Ketiga, saya mengasumsikan bahwa jika diajak bermain sabun, kubu Anies-Sandi memiliki kapasitas untuk melayaninya. Termasuk dalam soal dukungan pundi-pundi logistik. Pada putaran pertama, misalnya, kubu Anies-Sandy konon membayar “honor” relawan saksi dan relawan quick count internalnya, dengan jumlah yang hampir sama dengan jumlah honor yang didistribusikan oleh kubu Ahok-Djarot.

Keempat, saya memposisikan Anis-Sandi sebagai sparing-partner yang imbang terhadap Ahok-Djarot, dalam berbagai segi. Artinya, semua item keunggulanAhok-Djarot bisa diimbangi oleh Anies-Sandi. Di bidang program kerja misalnya, di mana Ahok-Djarot diuntungkan karena posisinya sebagai petahana, namun Anies-Sandi akan mampu mengimbanginya dengan mengatakan begini: kami bisa melakukan semua prestasi kinerja Ahok-Djarot dengan cara yang lebih baik, dan juga lebih santun.

Kelima, meskipun kubu Anies-Sandi akan sangat berhati-hati memainkan isu primordial (etnis dan agama), namun bila kubu Ahok-Djarot terkesan jor-joran di Medsos – seperti yang dilakukan pada putaran pertama – pada akhirnya isu primordial itu tetap akan dimainkan juga. Why not?

Keenam, dan jangan lupa, Anies Baswedan adalah satu figur pendukung utama Jokowi dalam Pilpres 2014. Ketika itu, Anies Baswedan menjadi tokoh muda Muslim utama yang berani melawan argumen yang diadovakasi oleh kelompok Islam yang biasa disebut radikal. Artinya, kalau akhirnya Anies-Sandi didukung kelompok pengusung primordial, akan sangat sulit menempatkan Anies di kerangjang “kanan yang radikal”, apalagi Sandiaga Uno.

Ketujuh, dari segi karakter personality, bahkan Ahok sendiri pun “mengakui” bahwa Anies Baswedan dan juga Sandiaga Uno jauh lebih santun daripada dirinya. Untung ada Pak Djarot, yang mampu dan akhirnya disibukkan pekerjaan tambahan: memberikan sentuhan kesantunan kepada Ahok.

Kedelapan: ada satu poin yang belum banyak digarap oleh para pengamat, peneliti, netizen dan blogger, yakni kekuatan dan daya pikat figur Sandiaga Uno: kesantunan; tampil bersahaja meskipun amat kaya di usia yang sangat muda; kuluman senyum yang susul-menyusul di wajahnya; selalu merawat perilaku tawadhu’ di setiap moment; tutur katanya yang meskipun masih kurang bobot politiknya, namun sangat runut dan sistematis; ganteng pula dengan fostur tubuh ideal atletis; 

Pendek kalimat, Sandiaga Uno mewakili obsesi generasi muda Muslim pribumi Indonesia yang sukses di bidang ekonomi di usia yang relatif masih sangat muda. Daya pikat ini juga biasanya menjadi magnet yang meluluhkan hati pemilih wanita di DKI – yang tua, muda ataupun yang sudah janda – untuk memilih Paslon Anies-Sandi di putaran kedua pilgub DKI. He he he.

Mengacu pada argumen-argumen itulah, saya mengambil kesimpulan sementara bahwa Ahok-Djarot akan terpaksa dan dipaksa gigit jari pada Putaran Kedua. Dan cuma kecurangan sistematis yang mampu menghadang gerak laju Paslon Anies-Sandi. Bila kubu Ahok-Djarot tidak mengantisipasinya dengan cermat, maka kemungkinannya yang paling mungkin adalah: pertarungan sudah akan segera berakhir bahkan sebelum dimulai.

Syarifuddin Abdullah 16 Februari 2017 / 20 Jumadil-ula 1438H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun