Dalam sejarah dunia modern, banyak alun-alun di ibukota sebuah negara, yang awalnya kurang dikenal, lalu menjadi populer karena aksi demo atau peristiwa penting terjadi di alun-alun tersebut.
Sekitar lima tahun silam, 2011, sebagian besar penduduk dunia akrab dengan Tahrir Square (alun-alun Tahrir) di kota Kairo, karena selama berminggu-minggu menjadi pusat konsentrasi massa yang menuntut Presiden Hosni Mubarak turun tahta. Ketika itu, Tahrir Square setiap hari menjadi key wordyang merajai media-media berbasis internet. Dari Mesir kita juga mengenal Rab’ah Square, yang menjadi lokasi pembantaian pendukung Morsi pada tahun 2013.
Jauh sebelumnya, pada tahun 1989, penduduk dunia mendengar dan membaca – umumnya masih melelaui media cetak – tentang Tiananmen Square di Beijing China, yang menjadi lokasi terjadinya pembantaian terhadap sekelompok pemrotes Rezim China.
Tentu, tidak semua square (alun-alun) menjadi terkenal karena aksi protes. Di Amerika Serikat, Times Squareterkenal justru karena setiap tahun menjadi pusat kegiatan perayaan Tahun Baru, dan sering dijadikan bagian dari adegan film-film action produksi Hollywood.
Berderet-deret alun-alun (square) di beberapa kota besar dunia bisa disebut di sini: Trafalgar Square di Kota London Inggris, Piazza del Popolo di Roma Italia, Plaza Major di Madrid Spanyol dan seterusnya.
Kalau browising di internet, dalam promosi wisata kota, di setiap kota tua di dunia, kita akan ketemu tag seperti “ten perfect square in ...” atau “the most popular square in ...”.
Terus di Indonesia? Jakarta punya Monas, yang relatif sudah cukup tua, dan luasnya tak kalah dengan square-square terkenal lainnya di berbagai kota di dunia. Tapi mungkin akan sulit kalau ingin mempromosikan Jakarta dengan tag “the most popular square in Jakarta”.
Terkai dengan Monas itu, ada kisah yang menarik. Seorang teman bercerita, dalam perjalanannya dari Dubai ke Berlin Jerman, dengan pesawat Emirates, pada tanggal 3 Desember 2016, di samping kursinya duduk seorang warga Jerman, yang sejak awal penerbangan sibuk menonton siaran berita melalui layanan berita online khusus di pesawat. Dia tertarik dengan berbagai ulasan tentang aksi di Jakarta pada 2 Desember 2016, yang populer dengan sebutan “ABI-III 212”.
Warga bule yang mengakui kelahiran Berlin itu berkomentar dan bertanya: Wow, manusia banyak sekali. Posisi Monas di Jakarta itu di mana?” dia mengaku baru pertama kali mendengar Monas Square.
“Dan yang menarik”, , lanjutnya lagi “dengan massa sebesar itu, lantas tidak satupun insiden berat yang terjadi, sungguh luar biasa. Padahal beberapa minggu sebelum aksi, saya membaca bahwa sebagian peserta ABI-III 212 adalah anggota berbagai kelompok radikal di Indonesia”
Teman asal Indonesia itu menjawab seadanya saja: “Monas itu alun-alun besar di jantung kota Jakarta, dekat dengan Istana Presiden, dan berada di lingkungan elit Jakarta”.