Memasuki hari kelima Operasi Merebut Mosul (21 Oktober 2016), pasukan gabungan mulai merangsek mendekati gerbang kota Mosul dari arah selatan, timur, timur laut dan utara. Militer Irak dan Pasukan Peshmerga berhasil menduduki secara penuh Kota Bartella yang terletak sekitar 13 km ke arah timur Mosul. Pertempuran juga berlangsung di kampung/desa yang berjarak belasan kilometer di bagian utara Mosul seperti Khorsabab, Al-Fadiliyah, dan Tall Kaif.
Sementara bagian barat Kota Mosul, relatif masih sepi pertempuran. Setidaknya ada tiga analisis terkait sepinya pertempuran di bagian barat Mosul sampai hari kelima operasi, sebagai berikut:
Pertama, itu bagian dari taktik pasukan gabungan yang mencoba memancing kombatan IS agar melarikan diri ke arah barat, agar begitu mereka keluar dari Mosul menuju barat, dapat dengan mudah dijadikan sasaran empuk oleh jet tempur dan drone.
Kedua, membuka semacam koridor pengungsi bagi warga sipil non kombatan. Memang sejak hari ketiga (19 Oktober 2016), menurut pantauan UNHCR, ribuan pengungsi dari Mosul sudah bergerak ke arah barat, ke arah perbatasan dengan Suriah.
Ketiga, dan tampaknya ini yang paling logis, karena memang belum ada unit pasukan gabungan yang berhasil mencapai wilayah barat Mosul. Sebab untuk mencapai wilayah barat Mosul, harus lebih dahulu masuk ke Kota Mosul dari arah selatan, timur dan utara. Sementara pasukan milisi Syiah dan Peshmerga Kurdistan yang awalnya ditugasi menggarap Tall Afar (berjarak 78 km ke arah barat Mosul), belum berhasil mencapai kota Tal Afar dari arah selatan.
Di tengah gerak lambat pasukan gabungan untuk menembus kota Mosul dari arah selatan, timur dan utara, tiba-tiba pada Jumat dinihari, kombatan IS justru berhasil melancarkan serangkaian serangan bom bunuh diri di jantung Kota Kirkuk, yang nota bene berjarak 178 km ke arah tenggara Mosul. Artinya, kombatan IS menyerang kota yang terletak di belakang pasukan gabungan, yang mestinya sudah disterilkan (lihat peta ilustrasi).
Selain itu, menurut keterangan pihak pasukan gabungan, bahkan ketika sukses mengambil alih sebuah kampung atau desa, pasukan gabungan masih disibukkan meladeni serangan dadakan, atau sniper atau ranjau yang ditanam oleh kombatan IS.
Sejak semula, taktik yang disepakati oleh pasukan gabungan adalah bergerak maju, sesekali melakukan kontak tembak dengan kombatan IS, guna mengetahui posisi kombatan IS. Selanjutnya, para kombatan IS yang sudah diketahui posisinya akan “digarap” oleh jet tempur atau drone.
Namun taktik pasukan gabungan tersebut belum berjalan maksimal, sebab kombatan IS menggunakan counter taktik dengan cara: begitu terlibat kontak tembak dengan unit pasukan gabungan, para kombatan IS juga langsung membakar (entah apa) yang menimbulkan asap tebal, dengan tujuan melindugi diri dengan asap tebal dari bidikan jet jet tempur dan drone.
Satu catatan penting sampai hari kelima Operasi Merebut Mosul adalah bahwa enam jalur utama menuju Mosul (lihat peta ilustrasi) telah menjadi jalur dan medan pertempuran. Artinya, selama lima hari itu, Mosul praktis menjadi kota terisolasi dari segala arah. Tidak ada pergerakan manusia yang keluar-masuk kota Mosul, dan tidak ada pasokan kebutuhan pokok.