Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abah (3)

23 April 2016   01:29 Diperbarui: 23 April 2016   02:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Pak Imam, asli berasal dari kampung ini? | “Saya lahir di sini, dan hanya pernah satu kali merantau ke Jakarta, namun hanya bertahan selama tiga bulan. Setelah itu saya kembali ke kampung ini dan hidup di sini sampai saat ini” | “Dan orang ini – si Abah – bukan warga kampung ini?”

Pak Imam Masjid terdiam sejenak, dan terlihat ingin meyakinkan saya, dan lalu berkata: “Lima kampung dari kampung ini” – sambil menunjuk ke arah timur – “dan juga lima kampung dari kampung ini” – sembari menunjuk ke arah barat – “saya mengenal satu per satu setiap warganya. Dan orang di foto itu – si Abah – saya pastikan bukan warga dari wilayah ini”.

Keterangan pak Imam Masjid makin membuat saya penasaran: siapa sesungguhnya si Abah?

Setelah ngobrol selama sekitar satu jam, Pak Imam Masjid itu tampaknya baru menyadari dan lalu bertanya ke saya: “Kenapa bapak menanyakan orang di foto itu?” | “Sekitar tiga bulan lalu saya bertemu dengannya – Si Abah – dan dia sering menolong saya. Itu saja”.

Pak Imam menunduk sambil meletakkan jari telunjuknya di antara jidat dan pelipisnya, terlihat seperti sedang berupaya mengingat-ingat, dan sesaat kemudian, dengan tegas mengatakan, “Seingat saya, tidak ada, tidak ada. Orang di foto itu pasti bukan berasal dari wilayah ini”.

Mau tidak mau, rasa penasaran saya semakin berlapis-lapis. Si Abah yang mengaku berasal dari kampung yang terletak di ujung barat bagian selatan Pulau Jawa itu, setelah dicek, ternyata tidak benar. Lantas siapakah sesungguhnya Si Abah itu?

(BERSAMBUNG)

Syarifuddin Abdullah | Sabtu, 23 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun