Analisis Persentase Penduduk yang Terlayani Transportasi Umum pada Tingkat Global dalam Konteks SDGs 11.2.1(b)
Abstrak
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 11.2.1(b) menargetkan peningkatan aksesibilitas transportasi umum yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi semua orang. Artikel ini menganalisis persentase penduduk dunia yang memiliki akses ke transportasi umum berdasarkan data global terbaru. Penelitian ini menggunakan data dari laporan PBB, lembaga pemerintah, dan organisasi internasional terkait untuk mengevaluasi tingkat aksesibilitas transportasi umum, mengidentifikasi tantangan, serta menyarankan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan cakupan layanan transportasi umum, khususnya di negara-negara berkembang.
Pendahuluan
Aksesibilitas transportasi umum adalah salah satu indikator kunci dalam mendukung pembangunan perkotaan berkelanjutan. SDGs target 11.2.1(b) bertujuan memastikan bahwa penduduk, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, penyandang disabilitas, dan orang tua, memiliki akses ke sistem transportasi umum. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi status global dari target ini, mencakup pencapaian terkini, kesenjangan antar wilayah, dan rekomendasi strategis untuk peningkatan.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data sekunder. Data utama berasal dari laporan United Nations Habitat, World Bank, dan WHO mengenai aksesibilitas transportasi umum global. Teknik analisis melibatkan perbandingan lintas wilayah berdasarkan indikator SDGs 11.2.1(b), serta identifikasi faktor yang memengaruhi persentase penduduk yang terlayani transportasi umum.
Hasil dan Pembahasan
Status Global Akses Transportasi Umum
Berdasarkan data tahun 2023, sekitar 55% penduduk global memiliki akses ke transportasi umum dalam radius 500 meter dari tempat tinggal mereka. Namun, terdapat disparitas yang signifikan antara wilayah urban dan rural, serta antara negara maju dan berkembang. Di negara-negara maju, angka ini mencapai hingga 85%, sementara di beberapa negara berkembang hanya sekitar 35%.
Faktor Penyebab Ketimpangan