Berjalan ditengah guyuran nya, hingga kuyup dalam perjalanan.
Rintik demi rintik pun membawa dingin dengan bala tentaranya.
Dan hanya engkau lah yang bersahaja sebagai simpul yang menghangatkan.
Angin pun turut membantu hujan yang sedang bergerilya.
Hingga dingin pun menjadi bahala yang menakutkan.
Aku pun seakan tak kuasa meredam amukan nya.
Tapi genggaman mu lah yang tersohor dalam pertempuran.
Dekapan yang mulai menyentuh dengan eratnya.
Genggaman yang mulai merantai dengan kuat nya.
Seolah menjadi penetralisir tubuh kaku yang sedang kebasahan.
Seolah tak ada jarak yang membentang dalam tamasya.
Terimakasih telah menghadiahkan kehangatan dalam deraian yang bertahta.
Bagiku, kau adalah taman yang mengundang bunga.
Febri Trifanda
Payakumbuh, 10 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H